10+ Renungan Harian wanita saat teduh kristen 2019 Air Hidup dalam kasih
10 RENUNGAN HARIAN PENDEK
Renungan 1 : Hidup di dalam Terang
Renungan 2 : Kasih yang Berasal Dari Allah
Renungan 3 : Semua Ada Waktunya
Renungan 4 : Semua Karena Allah
Renungan 5 : Pujian dan Teguran
Renungan 6 : Hidup Menurut Daging atau Roh?
Renungan 7 : Tidak Jemu Untuk Berbuat Baik
Renungan 8 : Pekerjaan Allah Dinyatakan dalam Diri Manusia
Renungan 9 : Tiap Langkahku Diatur Oleh Tuhan
Renungan 10 : Didikan Allah
Renungan 1
Tanpa disadari, terang dan gelap merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia. Terang dan gelap seakan ada dalam diri manusia dan menguasainya. Terang akan kita dapatkan dari Tuhan Yesus ketika kita hidup seturut dengan kehendakNya. Sebaliknya jika kita melakukan suatu pelanggaran atau dosa justru gelap yang ada dalam diri kita sebab terang Kristus akan meredup seiring semakin seringnya kita berbuat dosa.
Tidak ada satu pun manusia yang luput dari dosa. Semua manusia yang hidup di bumi ini pasti pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan tidak hanya merugikan diri sendiri namun juga dapat merugikan orang lain. Karena dosa inilah manusia akan kehilangan terang daripada Kristus di dalam hidupnya sehingga manusia ditelan oleh kegelapan.
Salah satu cara agar hidup kita tidak jatuh ke dalam kegelapan yaitu dengan hidup di dalam Dia yang merupakan terang itu sendiri. Hidup di dalam Dia berarti kita mau hidup dan tumbuh bersama dengan Dia. Karena tidak ada satu pun manusia yang tidak pernah melakukan dosa, maka kita harus mengakui dosa tersebut dihadapanNya. Dosa merupakan salah satu penghalang antara manusia dengan Allah. Karena dosa pula manusia akan kehilangan terangNya. Oleh sebab itu, akuilah segala dosa yang pernah kamu lakukan agar kamu dapat memperoleh terangNya kembali. Ketika kamu sudah mengakui segala doaa dan pelanggaran yang telah diperbuat, berubahlah dan berjalanlah menuju terang itu.
Hiduplah di dalam terang. Terang itu baik adanya sebab dengan hidup di dalam terang jalan kehidupanmu akan dituntun oleh cahayaNya. Dengan hidup di dalam Dia, kamu bisa beroleh terang itu. Kiranya terang itu dinyatakan dalam hidupmu. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 2
Berbicara mengenai kasih memang tidak ada habisnya sebab kasih itu tidak akan pernah berhenti selagi kita hidup di dunia ini. Setiap orang pasti memiliki orang yang dikasihi, entah itu orang tua, saudara maupun teman. Kita harus mengasihi sesama kita karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan memberikan anakNya ke dalam dunia untuk menebus dosa kita.
Kasih terbesar yang dapat kita rasakan adalah kasih Allah. Allah begitu mengasihi kita manusia berdosa ini. Ia tidak membiarkan kita jatuh ke dalam maut dan kehilangan kasihNya sehingga melalui anakNya Yesus Kristus kita sampai saat ini bisa merasakan kasihNya dalam kehidupan kasihnya. Karena kita menyadari begitu besar kasihNya dalam kehidupan kita akan memampukan kita untuk mengasihi sesama.
Berbicara mengenai kasih, terkadang kita sulit untuk mengasihi orang yang tidak mengasihi kita atau orang yang telah menyakiti kita. Kasih yang kita berikan kepada sesama kebanyakan karena kasih berbalas yang berarti "aku mengasihi kamu karena kamu juga mengasihi aku". Namun, pada hari ini kita diajarkan untuk memiliki kasih yang tulus sebab Allah juga telah mengasihi kita sehingga kita harus hidup di dalam kasih itu.
Wujud kasih Allah yang paling sempurna di dalam hidup kita yaitu melalui kasih yang kita berikan bagi sesama. Hendaklah kasih yang kita berikan itu berasal dari Allah sebab kasih yang berasal dariNya tidak akan pernah hilang. Kasih yang berasal dari Allah juga memampukan kita untuk mengasihi orang yang telah menyakiti kita. Karena kasihNya, tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti mengasihi sesama. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengasihi sebab Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita. Kasih yang kita berikan bagi sesama merupakan bentuk ucapan terima kasih kita kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 3
Waktu berjalan begitu cepat hingga kita beranggapan tidak ada yang berubah dalam diri dan kehidupan kita hingga akhirnya kita menyadari bahwa apa yang telah dikerjakan pada saat ini sia-sia. Ketika kita sudah bersusah payah untuk bekerja, hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Ketika kita sudah bersusah payah untuk belajar, apa yang kita dapatkan masih jauh dari kata baik. Ketika kita sudah rajin berdoa dan datang kepadaNya, kita merasa Ia belum menjawab dan mengubahkan keadaan kita.
Manusia selalu ingin hidup menurut waktunya bukan waktu Allah. Manusia selalu mengeluh dan menuntut Allah jika apa yang terjadi dalam hidupnya harus sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan waktunya. Apakah waktu manusia dengan waktu Allah sama? Tentu saja waktu Tuhan dengan waktu kita berbeda.
Waktu Tuhan tidak dapat terselami oleh manusia sebab tidak ada satu pun manusia yang mengetahui waktuNya. Namun percayalah jika waktu Tuhan pasti baik adanya. Tuhan tidak menciptakan kesedihan tanpa kebahagiaan, tangisan tanpa tawa, sakit tanpa kesembuhan, serta duka cita tanpa suka cita. Ia akan memberikan semuanya kepada kita untuk mengetahui seberapa besar kita percaya dan mengasihiNya.
Ketika kita bersusah payah untuk merubah keadaan kita, bersusah payah untuk mencari kebahagiaan jika itu bukan waktunya Tuhan, semuanya akan sia-sia sebab apa yang kita cari itu tidak akan pernah kita temukan. Jika Tuhan belum berkehendak bagaimana mungkin kita dapat memaksakan kehendak kita? Kehendak yang kita minta dan miliki tentunya baik bagi kehidupan kita, namun kehendakNyalah yang jauh lebih baik bagi hidup kita.
Oleh sebab itu, bagaimana pun keadaan dan konsidimu saat ini, ingatlah segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupanmu sudah ada waktunya dan biarlah Tuhan hadir dan mengubahkan kehidupanmu. Janganlah kamu jutru berhenti berharap kepadaNya. Ingatlah bahwa Ia adalah Allah yang mengetahui segala apa yang kamu perlukan. Tuhan Yesus memberkati.
Baca juga : Renungan malam sebelum tidur 2019
Renungan 4
Pada saat ini sering kita melihat orang yang membanggakan serta menyombongkan apa yang dia miliki mulai dari harta, kedudukan atau keharmonisan rumah tangga. Ada pula orang yang bangga akan kepintaran atau kelebihan yang dimiliki hingga ia lupa bahwa apa yang ia punya merupakan pemberian Allah. Sebab sesungguhnya apa yang kita miliki saat ini bukanlah hasil dari usaha atau pun kerja keras kita namun itu semua merupakan pemberian dari Allah.
Kita tidak dapat mengetahui apa rencanaNya dalam hidup kita. Kita juga tidak dapat menyelami pekerjaan tanganNya sebab apa yang Dia lakukan dalam kehidupan kita hanyalah Dia seorang yang tahu. Jika pada saat ini kamu merasa sedih dan beban yang kamu tanggung terasa begitu berat dan menyakitkan, ingatlah bahwa Ia akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Ia akan memberikanmu kebahagiaan dan mengangkat beban yang sedang kamu rasakan pada saat ini jika kamu terus berusaha dan tidak berhenti berharap padaNya.
Allah yang memberikan apa yang kamu butuhkan pada saat ini. ia juga memberikan apa yang kamu minta kepadaNya. Oleh sebab itu, jika keadaanmu sudah lebih baik dari sebelumnya, ingatlah bahwa itu adalah pemberian dari Allah sehingga kamu tidak perlu menyombongkan diri lagi dengan berkata segala yang kamu miliki adalah hasil kerja kerasmu.
Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita bisa ada karena Allah. Baik kesedihan atau kesenangan bahkan kesulitan atau kemudahan semua itu sudah Tuhan ijinkan hadir dalam kehidupan kita agar kita menjadi pribadi yang takut akan Dia "Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia." Pengkhotbah 3:14. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 5
Pernahkah kita memuji diri kita sendiri di depan orang lain karena kelebihan yang kita milikii? Memuji diri sendiri terkadang menjadi bumerang dalam diri kita. Disatu sisi kita dapat membuat orang lain kagum namun disisi lain kita justru dapat menyakiti orang lain karena sikap atau pun perkataan kita.
Bahkan dalam Amsal pasal 27:2 sendiri dikatakan bahwa kita tidak boleh memuji diri kita sendiri namun biarlah orang lain yang memuji kita. Namun, jangan jadikan pujian itu sebagai sesuatu yang dapat membuat diri kita menjadi pribadi yang sombong, namun jadikan pujian itu sebagai pemacu diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Umumnya kita lebih senang dipuji dari pada ditegur. Pujian yang orang lain berikan dapat menyenangkan hati kita namun teguran dapat membuat kita menjadi sedih bahkan marah. Teguran yang diberikan orang lain kepada kita bertujuan untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sama halnya seperti pujian, teguran juga dapat membangun kita jika kita menyikapi teguran itu dengan baik.
Jika memilih antara dipuji atau ditegur mungkin kita lebih memilih untuk dipuji sebab teguran tidak akan membuat kuta senang. Namun pernahkan kita berpikir bahwa lebih baik kita ditegur dari pada dipuji? Teguran merupakan tanda orang lain mengasihi kita dan berharap kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Beda halnya dengan pujian. Terkadang ada pujian yang diucapkan bukan dari hati sebab seorang lawan pun bisa memuji diri kita "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." Amsal 27:6.
Pujian dan teguran merupakan dua hal yang berbeda tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jangan hanya mau menerima pujian dan menolak teguran. Namun terimalah keduanya sebagai suatu hal yang dapat membangun diri kita. Tuhan Yesus memberkati.
Baca juga : Renungan Harian Tentang Waktu
Renungan 6
Setiap manusia pasti memiliki keinginan di dalam dirinya. Terkadang manusia juga melakukan segala cara agar keinginannya dapat terwujud. Ketika keinginan yang dimiliki sudah terwujud, pasti akan ada kebagiaan yang muncul di dalam hati. Kebahagiaan itu tentunya tidak dapat didefinisikan hanya melalui rangkaian kata-kata saja sebab terkadang kata-kata tidak sepenuhnya dapat mewakili kebahagiaan yang kita rasakan.
Kembali pada keinginan, sebenarnya keinginan yang kita miliki itu seperti apa? Apakah keinginan itu sudah berkenan di hadapanNya? Ada dua keinginan dalam diri manusia. Yang pertama yaitu keinginan daging dan yang kedua yaitu keinginan roh. Yang harus kita pahami saat ini adalah keinginan daging tidak sama dengan keinginan roh sebab keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan roh. Galatia 5:17 dengan jelas dikatakan demikian "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki."
Salah satu bentuk keinginan daging yang disebutkan dalam Galatia 5:19-21 yaitu sikap iri hati. Sedangkan salah satu keinginan roh yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23 yaitu penguasaan diri. Sebagai manusia terkadang keinginan daging kita jauh lebih besar dari pada keinginan roh. Kita menginginkan hal-hal duniawi untuk memenuhi hasrat sesaat kita saja. Kita beranggapan bahwa ketika kita bisa memiliki segala sesuatu yang kita inginkan dan disuguhkan oleh dunia, kita akan menjadi manusia yang paling bahagia. Namun apakah itu benar? Tentu saja tidak.
Keinginan daging yang kita miliki justru hanya akan membuat kita jauh dari Allah. Kita akan merasakan kehampaan diri dan kekosongan dalam hati kita sebab kita terlalu berusaha untuk menuruti hawa nafsu dunia. Keinginan daging memang baik, namun jangan sampai keinginan roh justru kalah dengan keinginan daging kita. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 7
Ada yang bilang kalau berbuat baik itu melelahkan karena ujung-ujungnya hanya akan tersakiti. Bahkan ada yang bilang jika ia terus berbuat baik ia hanya akan dimanfaatkan sehingga ia harus berhenti untuk berbuat baik. Pertanyaannya sekarang adalah apakah berbuat baik sebegitu melelahkannya sehingga kita harus berhenti untuk berbuat baik?
Berbuat baik sebenarnya tidak melelahkan tergantung bagaimana kita menyikapi dan memandangnya. Berbuat baik bukanlah sesuatu hal yang harus diperdebatkan sebab berbuat baik merupakan salah satu bukti syukur kita kepada Allah.
Terkadang manusia hanya memandang kebaikan yang dilakukan hanya sebagai ucapan terima kasih atau balas budi karena orang lain telah berbuat baik kepada dirinya. Namun apakah itu sebenarnya yang dikehendaki Allah? Allah menginginkan kebaikan yang kita berikan bagi orang lain merupakan kebaikan yang tulus dari dalam hati.
Salah satu kebaikan yang bisa kita berikan untuk sesama kita yaitu sikap saling tolong menolong. Menolong sesama kita merupakan bukti nyata kita untuk memenuhi hukum Kristus yaitu mengasihi sesama. Kita harus menolong sesama kita yang sedang mengalami kesusahan sebab ketika kita menolongnya kita dapat meringankan bebannya. Ketika kita menolong orang lain, janganlah kita mengharapkan imbalan dari apa yang telah kita perbuat. Namun, lakukanlah itu dengan ketulusan hati sebab Ia melihat hati dan perbuatan kita.
Berbuat baik merupakan sebuah kesempatan yang telah allah berikan bagi kita. Hidup ini merupakan sebuah kesempatan sehingga selagi kita masih diberikan nafas kehidupan olehNya marilah kita berbuat baik kepada sesama kita. Galatia 6:10 berkata demikian "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." Oleh sebab itu janganlah jemu untuk melakukan kebaikan sebab apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Tuhan Yesus memberkati.
Baca Juga : Renungan Hati Yang Penuh Makna
Renungan 8
Mujizat merupakan suatu karya Allah yang dinyatakan dalam diri setiap umatNya. Mujizat tidak harus selalu diartikan sebagai sesuatu yang besar seperti selamat dari kecelakaan atau disembuhkan dari penyakit. Mujizat sederhana juga dapat kita rasakan dalam kehidupan kita seperti masih diberikan nafas kehidupan dan dapat menjalani kehidupan dengan sehat.
Mujizat yang terjadi dalam hidup kita merupakan penyampaian pesan tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah harus terus disampaikan kapan pun dan dimana pun sebab pemberitaan mengenai kasih karunia Allah harus terus berlangsung dalam hidup manusia. Pertanyaannya sekarang, siapakah yang dapat melakukan mujizat?
Tuhan bisa memakai siapa saja untuk mengadakan mujizat sehingga kuasaNya dipermuliakan. Tuhan bisa saja memakai hidupmu pada saat ini untuk melakukan pekerjaanNya yang luar biasa. Ketika kita melakukan pekerjaanNya, tidak semua orang akan mendukung kita. Akan ada orang yang mencemooh kita bahkan merendahkan kita. Namun, jika kita itu terjadi, kita harus tetap menyatakan kasih dan kuasaNya di tengah-tengah orang yang belum percaya. Ketika kita terus melangkah maju, Tuhan pasti akan memakai hidup kita sedemikian rupa sehingga kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Sama halnya seperti Paulus yang dipakai Allah untuk mewartakan kabar tentang Kerajaan Allah. Paulus dipakai Allah untuk mengadakan mujizat sehingga kuasa Allah dapat dinyatakan di tengah banyak orang. Sudah siapkah hidupmu dipakai oleh Allah untuk melakukan pekerjaanNya yaitu mewartakan Kerajaan Allah? Jika kamu bersedia, Tuhan pasti akan memakai hidupmu dengan luar biasa. Yakinlah Ia akan terus mengadakan mujizat di dalam dirimu dan melalui dirimu. Ia akan memakai dan membentuk hidupmu seturut dengan kehendakNya. Oleh sebab itu, serahkanlah hidupmu kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 9
Jika kamu tersesat di hutan apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan diam dan menunggu bantuan atau kamu akan berusaha mencari jalan keluar dengan menggunakan kompas yang kamu miliki? Jika kamu memilih pilihan kedua, apakah kamu yakin tetap akan melanjutkan perjalananmu meskipun kamu tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana jika kamu terus berjalan?
Kehidupan manusia pastinya tidak selalu baik-baik saja. Ada kalanya kita diperhadapkan oleh sesuatu yang sulit hingga kita tidak tahu bagaimana kita harus bersikap. Ada kalanya persoalan yang terjadi dalam hidup ini seakan tidak ada jalan keluar. Ada kalanya juga kita seakan sedang berjalan dalam ketidak pastian seperti tersesat di dalam hutan dan hanya bermodalkan kompas. Pernah tidak kita merenung sejenak tentang kasih dan penyertaan Allah dalam kehidupan kita sampai saat ini?
Kasih dan penyertaan Allah sungguh luar biasa dan nyata dalam kehidupan kita. Ia selalu menyertai langkah lehidupan kita dimana pun dan kapan pun itu. Tidak pernah Ia memalingkan wajahNya dari pada kita. Ia selalu menopang kita agar saat kita jatuh kita tidak akan sampai tergeletak. Jika Tuhan selalu menyertai langkah hidupmu, apakah kamu masih memiliki keraguan dan kekhawatiran dalam menjalani hidup ini?
Memang sifat manusia jika ada rasa takut dan khawatir dalam menjalani ketidak pastian dalam hidup ini. Ketika kita mengalami suatu hal di luar keinginan dan harapan kita terkadang ketakutan itu menjadi semakin besar hingga kita lupa bahwa Allah selalu menyertai setiap langkah hidup kita. Sesulit apa pun kehidupan kita saat ini, Ia tidak akan membiarkan kita meminta-minta. Seberat apa pun kehidupan yang sedang kamu jalani, ingatlah Ia selalu menyertai dan menopangmu. Ia selalu memberkati dan mendengar setiap seruan doamu. Ingatlah bahwa Ia adalah Allah yang penuh kasih dan penyertaannya selalu ada untuk selamanya. Tuhan Yesus memberkati.
Baca Juga : Renungan malam tentang nasip hidup
Renungan 10
Ayah merupakan sosok yang selalu mengasihi kita walau pun ia tidak menunjukkannya secara langsung kepada kita. Ia selalu mendidik kita agar kita dapat tumbuh menjadi anak yang kuat. Jika ia mendidik mu dengan keras, bukan berarti ia tidak mengasihimu tapi ia ingin kamu tumbuh menjadi seseorang yang tahan banting dan kuat karena kehidupan ini tidak mudah. Tanpa disadari didikan dan kasih sayang yang telah diberikan oleh ayah kita telah membentuk pribadi dan karakter kita. Jika ayah kita saja mengasihi kita bagaimana dengan Bapa di Surga?
Sama halnya seperti seorang ayah, Bapa kita yang di Surga juga mengasihi dan mendidik kita dengan caraNya. Ia mendidik kita melalui persoalan hidup yang sedang kita alami. Persoalan yang terjadi di dalam kehidupan kita Tuhan ijinkan karena Ia ingin mendewasakan kita anak-anakNya. Proses pendewasaan itu harus ada karena Ia ingin menjadikan kita pribadi yang tidak hanya bertumbuh secara fisik saja namun juga harus bertumbuh secara iman.
Namanya didikan pasti tidak ada yang mudah. Didikan ada tentu saja memiliki tujuan yaitu untuk mendisiplinkan dan mendewasakan kita. Jika didikan yang Tuhan berikan itu enak bagaimana mungkin kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat seperti saat ini? Memang benar didikan Tuhan tidak enak, namun pastinya didikan yang Ia berikan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Jika pada saat ini kamu masih terus mengeluh akan persoalan hidup yang sedang kamu alami, ingatlah satu hal bahwa persoalan itu tidak akan melebihi kekuatanmu.
Oleh sebab itu, marilah kita hidup dengan terus mengandalkan Tuhan. Memang benar bahwa didikan Tuhan tidaklah mudah. Namun percayalah didikannya akan mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui pergumulan hidup yang sedang kita hadapi, Ia membentuk kita seturut dengan kehendakNya. Jangan menyerah dan berhenti berharap padaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan Harian Bagian 2
Elia A
Renungan 1 : Hidup di dalam Terang
Renungan 2 : Kasih yang Berasal Dari Allah
Renungan 3 : Semua Ada Waktunya
Renungan 4 : Semua Karena Allah
Renungan 5 : Pujian dan Teguran
Renungan 6 : Hidup Menurut Daging atau Roh?
Renungan 7 : Tidak Jemu Untuk Berbuat Baik
Renungan 8 : Pekerjaan Allah Dinyatakan dalam Diri Manusia
Renungan 9 : Tiap Langkahku Diatur Oleh Tuhan
Renungan 10 : Didikan Allah
![]() |
Renugan harian wanita. Gambar sepositif.com |
Renungan Harian wanita saat teduh kristen 2019
Renungan 1
Hidup di dalam Terang
Bacaan: 1 Yohanes 1:5-10"Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."1 Yohanes 1:7
Tanpa disadari, terang dan gelap merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia. Terang dan gelap seakan ada dalam diri manusia dan menguasainya. Terang akan kita dapatkan dari Tuhan Yesus ketika kita hidup seturut dengan kehendakNya. Sebaliknya jika kita melakukan suatu pelanggaran atau dosa justru gelap yang ada dalam diri kita sebab terang Kristus akan meredup seiring semakin seringnya kita berbuat dosa.
Tidak ada satu pun manusia yang luput dari dosa. Semua manusia yang hidup di bumi ini pasti pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan tidak hanya merugikan diri sendiri namun juga dapat merugikan orang lain. Karena dosa inilah manusia akan kehilangan terang daripada Kristus di dalam hidupnya sehingga manusia ditelan oleh kegelapan.
Salah satu cara agar hidup kita tidak jatuh ke dalam kegelapan yaitu dengan hidup di dalam Dia yang merupakan terang itu sendiri. Hidup di dalam Dia berarti kita mau hidup dan tumbuh bersama dengan Dia. Karena tidak ada satu pun manusia yang tidak pernah melakukan dosa, maka kita harus mengakui dosa tersebut dihadapanNya. Dosa merupakan salah satu penghalang antara manusia dengan Allah. Karena dosa pula manusia akan kehilangan terangNya. Oleh sebab itu, akuilah segala dosa yang pernah kamu lakukan agar kamu dapat memperoleh terangNya kembali. Ketika kamu sudah mengakui segala doaa dan pelanggaran yang telah diperbuat, berubahlah dan berjalanlah menuju terang itu.
Hiduplah di dalam terang. Terang itu baik adanya sebab dengan hidup di dalam terang jalan kehidupanmu akan dituntun oleh cahayaNya. Dengan hidup di dalam Dia, kamu bisa beroleh terang itu. Kiranya terang itu dinyatakan dalam hidupmu. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 2
Kasih yang Berasal Dari Allah
Bacaan: 1 Yohanes 4:7-12"Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah."1 Yohanes 4:7
Berbicara mengenai kasih memang tidak ada habisnya sebab kasih itu tidak akan pernah berhenti selagi kita hidup di dunia ini. Setiap orang pasti memiliki orang yang dikasihi, entah itu orang tua, saudara maupun teman. Kita harus mengasihi sesama kita karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan memberikan anakNya ke dalam dunia untuk menebus dosa kita.
Kasih terbesar yang dapat kita rasakan adalah kasih Allah. Allah begitu mengasihi kita manusia berdosa ini. Ia tidak membiarkan kita jatuh ke dalam maut dan kehilangan kasihNya sehingga melalui anakNya Yesus Kristus kita sampai saat ini bisa merasakan kasihNya dalam kehidupan kasihnya. Karena kita menyadari begitu besar kasihNya dalam kehidupan kita akan memampukan kita untuk mengasihi sesama.
Berbicara mengenai kasih, terkadang kita sulit untuk mengasihi orang yang tidak mengasihi kita atau orang yang telah menyakiti kita. Kasih yang kita berikan kepada sesama kebanyakan karena kasih berbalas yang berarti "aku mengasihi kamu karena kamu juga mengasihi aku". Namun, pada hari ini kita diajarkan untuk memiliki kasih yang tulus sebab Allah juga telah mengasihi kita sehingga kita harus hidup di dalam kasih itu.
Wujud kasih Allah yang paling sempurna di dalam hidup kita yaitu melalui kasih yang kita berikan bagi sesama. Hendaklah kasih yang kita berikan itu berasal dari Allah sebab kasih yang berasal dariNya tidak akan pernah hilang. Kasih yang berasal dari Allah juga memampukan kita untuk mengasihi orang yang telah menyakiti kita. Karena kasihNya, tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti mengasihi sesama. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengasihi sebab Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita. Kasih yang kita berikan bagi sesama merupakan bentuk ucapan terima kasih kita kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 3
Semua Ada Waktunya
Bacaan: Pengkhotbah 3:1-10"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya."Pengkhotbah 3:1
Waktu berjalan begitu cepat hingga kita beranggapan tidak ada yang berubah dalam diri dan kehidupan kita hingga akhirnya kita menyadari bahwa apa yang telah dikerjakan pada saat ini sia-sia. Ketika kita sudah bersusah payah untuk bekerja, hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Ketika kita sudah bersusah payah untuk belajar, apa yang kita dapatkan masih jauh dari kata baik. Ketika kita sudah rajin berdoa dan datang kepadaNya, kita merasa Ia belum menjawab dan mengubahkan keadaan kita.
Manusia selalu ingin hidup menurut waktunya bukan waktu Allah. Manusia selalu mengeluh dan menuntut Allah jika apa yang terjadi dalam hidupnya harus sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan waktunya. Apakah waktu manusia dengan waktu Allah sama? Tentu saja waktu Tuhan dengan waktu kita berbeda.
Waktu Tuhan tidak dapat terselami oleh manusia sebab tidak ada satu pun manusia yang mengetahui waktuNya. Namun percayalah jika waktu Tuhan pasti baik adanya. Tuhan tidak menciptakan kesedihan tanpa kebahagiaan, tangisan tanpa tawa, sakit tanpa kesembuhan, serta duka cita tanpa suka cita. Ia akan memberikan semuanya kepada kita untuk mengetahui seberapa besar kita percaya dan mengasihiNya.
Ketika kita bersusah payah untuk merubah keadaan kita, bersusah payah untuk mencari kebahagiaan jika itu bukan waktunya Tuhan, semuanya akan sia-sia sebab apa yang kita cari itu tidak akan pernah kita temukan. Jika Tuhan belum berkehendak bagaimana mungkin kita dapat memaksakan kehendak kita? Kehendak yang kita minta dan miliki tentunya baik bagi kehidupan kita, namun kehendakNyalah yang jauh lebih baik bagi hidup kita.
Oleh sebab itu, bagaimana pun keadaan dan konsidimu saat ini, ingatlah segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupanmu sudah ada waktunya dan biarlah Tuhan hadir dan mengubahkan kehidupanmu. Janganlah kamu jutru berhenti berharap kepadaNya. Ingatlah bahwa Ia adalah Allah yang mengetahui segala apa yang kamu perlukan. Tuhan Yesus memberkati.
Baca juga : Renungan malam sebelum tidur 2019
Renungan 4
Semua Karena Allah
Bacaan: Pengkhotbah 3:11-15"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."Pengkhotbah 3:11
Pada saat ini sering kita melihat orang yang membanggakan serta menyombongkan apa yang dia miliki mulai dari harta, kedudukan atau keharmonisan rumah tangga. Ada pula orang yang bangga akan kepintaran atau kelebihan yang dimiliki hingga ia lupa bahwa apa yang ia punya merupakan pemberian Allah. Sebab sesungguhnya apa yang kita miliki saat ini bukanlah hasil dari usaha atau pun kerja keras kita namun itu semua merupakan pemberian dari Allah.
Kita tidak dapat mengetahui apa rencanaNya dalam hidup kita. Kita juga tidak dapat menyelami pekerjaan tanganNya sebab apa yang Dia lakukan dalam kehidupan kita hanyalah Dia seorang yang tahu. Jika pada saat ini kamu merasa sedih dan beban yang kamu tanggung terasa begitu berat dan menyakitkan, ingatlah bahwa Ia akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Ia akan memberikanmu kebahagiaan dan mengangkat beban yang sedang kamu rasakan pada saat ini jika kamu terus berusaha dan tidak berhenti berharap padaNya.
Allah yang memberikan apa yang kamu butuhkan pada saat ini. ia juga memberikan apa yang kamu minta kepadaNya. Oleh sebab itu, jika keadaanmu sudah lebih baik dari sebelumnya, ingatlah bahwa itu adalah pemberian dari Allah sehingga kamu tidak perlu menyombongkan diri lagi dengan berkata segala yang kamu miliki adalah hasil kerja kerasmu.
Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita bisa ada karena Allah. Baik kesedihan atau kesenangan bahkan kesulitan atau kemudahan semua itu sudah Tuhan ijinkan hadir dalam kehidupan kita agar kita menjadi pribadi yang takut akan Dia "Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia." Pengkhotbah 3:14. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan Harian saat teduh kristen 2019
Renungan 5
Pujian dan Teguran
Bacaan: Amsal 27:1-6
"Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri."
Amsal 27:2Pernahkah kita memuji diri kita sendiri di depan orang lain karena kelebihan yang kita milikii? Memuji diri sendiri terkadang menjadi bumerang dalam diri kita. Disatu sisi kita dapat membuat orang lain kagum namun disisi lain kita justru dapat menyakiti orang lain karena sikap atau pun perkataan kita.
Bahkan dalam Amsal pasal 27:2 sendiri dikatakan bahwa kita tidak boleh memuji diri kita sendiri namun biarlah orang lain yang memuji kita. Namun, jangan jadikan pujian itu sebagai sesuatu yang dapat membuat diri kita menjadi pribadi yang sombong, namun jadikan pujian itu sebagai pemacu diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Umumnya kita lebih senang dipuji dari pada ditegur. Pujian yang orang lain berikan dapat menyenangkan hati kita namun teguran dapat membuat kita menjadi sedih bahkan marah. Teguran yang diberikan orang lain kepada kita bertujuan untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sama halnya seperti pujian, teguran juga dapat membangun kita jika kita menyikapi teguran itu dengan baik.
Jika memilih antara dipuji atau ditegur mungkin kita lebih memilih untuk dipuji sebab teguran tidak akan membuat kuta senang. Namun pernahkan kita berpikir bahwa lebih baik kita ditegur dari pada dipuji? Teguran merupakan tanda orang lain mengasihi kita dan berharap kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Beda halnya dengan pujian. Terkadang ada pujian yang diucapkan bukan dari hati sebab seorang lawan pun bisa memuji diri kita "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." Amsal 27:6.
Pujian dan teguran merupakan dua hal yang berbeda tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jangan hanya mau menerima pujian dan menolak teguran. Namun terimalah keduanya sebagai suatu hal yang dapat membangun diri kita. Tuhan Yesus memberkati.
Baca juga : Renungan Harian Tentang Waktu
Renungan 6
Hidup Menurut Daging atau Roh?
Bacaan: Galatia 5:16-26"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."Galatia 5:24
Setiap manusia pasti memiliki keinginan di dalam dirinya. Terkadang manusia juga melakukan segala cara agar keinginannya dapat terwujud. Ketika keinginan yang dimiliki sudah terwujud, pasti akan ada kebagiaan yang muncul di dalam hati. Kebahagiaan itu tentunya tidak dapat didefinisikan hanya melalui rangkaian kata-kata saja sebab terkadang kata-kata tidak sepenuhnya dapat mewakili kebahagiaan yang kita rasakan.
Kembali pada keinginan, sebenarnya keinginan yang kita miliki itu seperti apa? Apakah keinginan itu sudah berkenan di hadapanNya? Ada dua keinginan dalam diri manusia. Yang pertama yaitu keinginan daging dan yang kedua yaitu keinginan roh. Yang harus kita pahami saat ini adalah keinginan daging tidak sama dengan keinginan roh sebab keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan roh. Galatia 5:17 dengan jelas dikatakan demikian "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki."
Salah satu bentuk keinginan daging yang disebutkan dalam Galatia 5:19-21 yaitu sikap iri hati. Sedangkan salah satu keinginan roh yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23 yaitu penguasaan diri. Sebagai manusia terkadang keinginan daging kita jauh lebih besar dari pada keinginan roh. Kita menginginkan hal-hal duniawi untuk memenuhi hasrat sesaat kita saja. Kita beranggapan bahwa ketika kita bisa memiliki segala sesuatu yang kita inginkan dan disuguhkan oleh dunia, kita akan menjadi manusia yang paling bahagia. Namun apakah itu benar? Tentu saja tidak.
Keinginan daging yang kita miliki justru hanya akan membuat kita jauh dari Allah. Kita akan merasakan kehampaan diri dan kekosongan dalam hati kita sebab kita terlalu berusaha untuk menuruti hawa nafsu dunia. Keinginan daging memang baik, namun jangan sampai keinginan roh justru kalah dengan keinginan daging kita. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 7
Tidak Jemu Untuk Berbuat Baik
Bacaan: Galatia 6:1-10"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."Galatia 6:9
Ada yang bilang kalau berbuat baik itu melelahkan karena ujung-ujungnya hanya akan tersakiti. Bahkan ada yang bilang jika ia terus berbuat baik ia hanya akan dimanfaatkan sehingga ia harus berhenti untuk berbuat baik. Pertanyaannya sekarang adalah apakah berbuat baik sebegitu melelahkannya sehingga kita harus berhenti untuk berbuat baik?
Berbuat baik sebenarnya tidak melelahkan tergantung bagaimana kita menyikapi dan memandangnya. Berbuat baik bukanlah sesuatu hal yang harus diperdebatkan sebab berbuat baik merupakan salah satu bukti syukur kita kepada Allah.
Terkadang manusia hanya memandang kebaikan yang dilakukan hanya sebagai ucapan terima kasih atau balas budi karena orang lain telah berbuat baik kepada dirinya. Namun apakah itu sebenarnya yang dikehendaki Allah? Allah menginginkan kebaikan yang kita berikan bagi orang lain merupakan kebaikan yang tulus dari dalam hati.
Salah satu kebaikan yang bisa kita berikan untuk sesama kita yaitu sikap saling tolong menolong. Menolong sesama kita merupakan bukti nyata kita untuk memenuhi hukum Kristus yaitu mengasihi sesama. Kita harus menolong sesama kita yang sedang mengalami kesusahan sebab ketika kita menolongnya kita dapat meringankan bebannya. Ketika kita menolong orang lain, janganlah kita mengharapkan imbalan dari apa yang telah kita perbuat. Namun, lakukanlah itu dengan ketulusan hati sebab Ia melihat hati dan perbuatan kita.
Berbuat baik merupakan sebuah kesempatan yang telah allah berikan bagi kita. Hidup ini merupakan sebuah kesempatan sehingga selagi kita masih diberikan nafas kehidupan olehNya marilah kita berbuat baik kepada sesama kita. Galatia 6:10 berkata demikian "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." Oleh sebab itu janganlah jemu untuk melakukan kebaikan sebab apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Tuhan Yesus memberkati.
Baca Juga : Renungan Hati Yang Penuh Makna
Renungan 8
Pekerjaan Allah Dinyatakan dalam Diri Manusia
Bacaan: Kisah Para Rasul 19:8-12"Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat."Kisah Para Rasul 19:11-12
Mujizat merupakan suatu karya Allah yang dinyatakan dalam diri setiap umatNya. Mujizat tidak harus selalu diartikan sebagai sesuatu yang besar seperti selamat dari kecelakaan atau disembuhkan dari penyakit. Mujizat sederhana juga dapat kita rasakan dalam kehidupan kita seperti masih diberikan nafas kehidupan dan dapat menjalani kehidupan dengan sehat.
Mujizat yang terjadi dalam hidup kita merupakan penyampaian pesan tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah harus terus disampaikan kapan pun dan dimana pun sebab pemberitaan mengenai kasih karunia Allah harus terus berlangsung dalam hidup manusia. Pertanyaannya sekarang, siapakah yang dapat melakukan mujizat?
Tuhan bisa memakai siapa saja untuk mengadakan mujizat sehingga kuasaNya dipermuliakan. Tuhan bisa saja memakai hidupmu pada saat ini untuk melakukan pekerjaanNya yang luar biasa. Ketika kita melakukan pekerjaanNya, tidak semua orang akan mendukung kita. Akan ada orang yang mencemooh kita bahkan merendahkan kita. Namun, jika kita itu terjadi, kita harus tetap menyatakan kasih dan kuasaNya di tengah-tengah orang yang belum percaya. Ketika kita terus melangkah maju, Tuhan pasti akan memakai hidup kita sedemikian rupa sehingga kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Sama halnya seperti Paulus yang dipakai Allah untuk mewartakan kabar tentang Kerajaan Allah. Paulus dipakai Allah untuk mengadakan mujizat sehingga kuasa Allah dapat dinyatakan di tengah banyak orang. Sudah siapkah hidupmu dipakai oleh Allah untuk melakukan pekerjaanNya yaitu mewartakan Kerajaan Allah? Jika kamu bersedia, Tuhan pasti akan memakai hidupmu dengan luar biasa. Yakinlah Ia akan terus mengadakan mujizat di dalam dirimu dan melalui dirimu. Ia akan memakai dan membentuk hidupmu seturut dengan kehendakNya. Oleh sebab itu, serahkanlah hidupmu kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 9
Tiap Langkahku Diatur Oleh Tuhan
Bacaan: Mazmur 37:22-26"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."Mazmur 37:23-24
Jika kamu tersesat di hutan apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan diam dan menunggu bantuan atau kamu akan berusaha mencari jalan keluar dengan menggunakan kompas yang kamu miliki? Jika kamu memilih pilihan kedua, apakah kamu yakin tetap akan melanjutkan perjalananmu meskipun kamu tidak tahu apa yang akan terjadi di depan sana jika kamu terus berjalan?
Kehidupan manusia pastinya tidak selalu baik-baik saja. Ada kalanya kita diperhadapkan oleh sesuatu yang sulit hingga kita tidak tahu bagaimana kita harus bersikap. Ada kalanya persoalan yang terjadi dalam hidup ini seakan tidak ada jalan keluar. Ada kalanya juga kita seakan sedang berjalan dalam ketidak pastian seperti tersesat di dalam hutan dan hanya bermodalkan kompas. Pernah tidak kita merenung sejenak tentang kasih dan penyertaan Allah dalam kehidupan kita sampai saat ini?
Kasih dan penyertaan Allah sungguh luar biasa dan nyata dalam kehidupan kita. Ia selalu menyertai langkah lehidupan kita dimana pun dan kapan pun itu. Tidak pernah Ia memalingkan wajahNya dari pada kita. Ia selalu menopang kita agar saat kita jatuh kita tidak akan sampai tergeletak. Jika Tuhan selalu menyertai langkah hidupmu, apakah kamu masih memiliki keraguan dan kekhawatiran dalam menjalani hidup ini?
Memang sifat manusia jika ada rasa takut dan khawatir dalam menjalani ketidak pastian dalam hidup ini. Ketika kita mengalami suatu hal di luar keinginan dan harapan kita terkadang ketakutan itu menjadi semakin besar hingga kita lupa bahwa Allah selalu menyertai setiap langkah hidup kita. Sesulit apa pun kehidupan kita saat ini, Ia tidak akan membiarkan kita meminta-minta. Seberat apa pun kehidupan yang sedang kamu jalani, ingatlah Ia selalu menyertai dan menopangmu. Ia selalu memberkati dan mendengar setiap seruan doamu. Ingatlah bahwa Ia adalah Allah yang penuh kasih dan penyertaannya selalu ada untuk selamanya. Tuhan Yesus memberkati.
Baca Juga : Renungan malam tentang nasip hidup
Renungan 10
Didikan Allah
Bacaan: Amsal 3:11-15
"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya."
Amsal 3:11Ayah merupakan sosok yang selalu mengasihi kita walau pun ia tidak menunjukkannya secara langsung kepada kita. Ia selalu mendidik kita agar kita dapat tumbuh menjadi anak yang kuat. Jika ia mendidik mu dengan keras, bukan berarti ia tidak mengasihimu tapi ia ingin kamu tumbuh menjadi seseorang yang tahan banting dan kuat karena kehidupan ini tidak mudah. Tanpa disadari didikan dan kasih sayang yang telah diberikan oleh ayah kita telah membentuk pribadi dan karakter kita. Jika ayah kita saja mengasihi kita bagaimana dengan Bapa di Surga?
Sama halnya seperti seorang ayah, Bapa kita yang di Surga juga mengasihi dan mendidik kita dengan caraNya. Ia mendidik kita melalui persoalan hidup yang sedang kita alami. Persoalan yang terjadi di dalam kehidupan kita Tuhan ijinkan karena Ia ingin mendewasakan kita anak-anakNya. Proses pendewasaan itu harus ada karena Ia ingin menjadikan kita pribadi yang tidak hanya bertumbuh secara fisik saja namun juga harus bertumbuh secara iman.
Namanya didikan pasti tidak ada yang mudah. Didikan ada tentu saja memiliki tujuan yaitu untuk mendisiplinkan dan mendewasakan kita. Jika didikan yang Tuhan berikan itu enak bagaimana mungkin kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat seperti saat ini? Memang benar didikan Tuhan tidak enak, namun pastinya didikan yang Ia berikan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Jika pada saat ini kamu masih terus mengeluh akan persoalan hidup yang sedang kamu alami, ingatlah satu hal bahwa persoalan itu tidak akan melebihi kekuatanmu.
Oleh sebab itu, marilah kita hidup dengan terus mengandalkan Tuhan. Memang benar bahwa didikan Tuhan tidaklah mudah. Namun percayalah didikannya akan mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui pergumulan hidup yang sedang kita hadapi, Ia membentuk kita seturut dengan kehendakNya. Jangan menyerah dan berhenti berharap padaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan Harian Bagian 2
Elia A
Terima kasih renungannya:) God Bless.
BalasHapusTerima kasih renungannya:) God Bless.
BalasHapus