Kenapa ada Pulau Natal ? ini sejarahnya

Pulau Natal atau Christmas Island merupakan sebuah pulau kecil milik Australia. Mungkin bagi kita nama pulau ini masih terasa asing meskipun pulau ini dekat dengan Indonesia terutama Pulau Jawa. Pulau ini sempat menjadi kontroversi antara pihak Indonesia dan pihak Australia terkait siapa yang sebenarnya berhak memiliki pulau ini karena Australia begitu saja mengklaim kepemilikan atas pulau Natal. Jika dilihat dari segi geografis dan etnis, pulau ini lebih memiliki kemiripan dengan Indonesia dibandingkan dengan Australia.

Pulau Natal merupakan wilayah yang terdiri dari satu pulau saja yang terletak di Samudera Hindia dan merupakan wilayah teritorial Indonesia. Pulau ini memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Pulau Natal terletak 2.600 km (1.600 mil) dari arah barat laut kota Perth, Australia Barat, dan terletak sejauh 500 km (310 mil) dari arah selatan Jakarta, Indonesia dan 975 km (606 mil) dari Pulau Cocos (Keeling).

Luas keseluruhan Pulau Natal yaitu 135 km2. Sekitar 63% wilayah pulau ini merupakan taman nasional dengan keanekaragaman flora dan fauna yang unik, beberapa bagian dari hutan tropis di pulau ini merupakan wilayah hutan purba yang sama sekali belum terjamah sehingga menjadi tempat tinggal bagi flora dan fauna endemik. Salah satu hewan yang banyak terdapat di pulau ini yaitu burung dan kepiting merah atau Red Crab yang bisa mencapai 100 juta ekor. Beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelum dihuni oleh manusia, pulau ini dihuni oleh ribuan ekor burung yang bermigrasi lalu menetap di pulau ini. Bisa dikatakan bahwa pulau ini merupakan pulau yang terisolasi hingga abad ke-19 sehingga tidak mengherankan bila flora dan fauna endemik masih relatif banyak ditemukan karena ekosistemnya tidak terganggu oleh kehadiran manusia.

Populasi penduduk di pulau ini sebesar 1.402 warga yang tinggal di sejumlah daerah pemukiman di ujung utara pulau. Pemukiman tempat tinggal warga Pulau Natal yakni Settlement atau Flying Fish Cove atau Kampung, Silver City, Poon Saan dan Drumsite. Penduduk yang terdapat di Pulau Natal merupakan penduduk dengan campuran etnis China, Melayu dan Eropa yang kebanyakan datang dari daratan Australia. Keragaman kultur dan agama di pulau Natal ini ditandai dengan berdirinya berbagai tempat ibadah seperti Gereja, Masjid serta kuil.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik Australia dari sensus tahun 2001 etnis penduduk Pulau Natal terdiri dari 70% China, 20% Eropa dan 10% Melayu. Bila merujuk kepada data CIA World Factbook, kepercayaan yang dianut oleh penduduk Pulau Natal terdiri dari Buddha 36%, Kristen 18%, Islam 25% dan agama serta kepercayaan lainya 21%. Sedangkan Bahasa yang digunakan oleh penduduk pulau ini terdiri dari Bahasa Inggris sebagai Bahasa resmi, Bahasa China dan Bahasa Melayu.

Asal Mula Nama Pulau Natal

Pulau Natal pertama kali ditemukan oleh pelaut Inggris yaitu kapten William Mynors yang sedang melakukan pelayaran menggunakan kapal Royal Mary milik British East India Company. Kapal milik kapten Mynors melintasi pulau ini pada saat hari Natal tahun 1643 tepat 375 tahun yang lalu. Karena pada saat ditemukan pulau ini belum memiliki nama, maka kapten Mynors menamai pulau ini Pulau Natal atau Christmas Island karena pulau ini ditemukan tepat pada saat hari Natal.

Awal abad ke 17 sebelum tahun 1666, Pulau Natal sudah dimasukkan ke dalam peta navigasi pelaut Inggris dan Belanda karena pada tahun tersebut seorang kartografi Belanda bernama Pieter Goos menerbitkan sebuah peta dan memasukkan pulau tersebut dengan nama pulau Mony, nama Mony sendiri berarti “belum jelas”.

Pada saat itu, data tentang pulau kecil ini belum lengkap karena kapten Mynors sebagai penemu pertama Pulau Natal, tidak meninggalkan banyak catatan. Informasi yang lebih detail soal Natal baru didapatkan setelah penjelajah laut asal Inggris William Dampier dengan kapalnya yang bernama Cygnet, tiba di Pulau Natal pada Maret 1688.

Sebenarya, tujuan awal Dampier adalah Pulau Cocos, tetapi karena cuaca buruk membuat kapalnya dialihkan ke arah timur dan akhirnya terdampar di Pulau Natal. Dalam catatannya berjudul “Voyages”, Dampier menulis bahwa saat dia dan anak buahnya tiba disana, pulau tersebut tidak berpenghuni. Untuk mengecek keadaan sekitar pulau, William menyuruh dua orang anak buahnya untuk turun dan memeriksa pulau tersebut. Akhirnya dua kru kapal tersebut menjadi penduduk pertama yang menetap di Pulau Natal, sedangkan Dampier dan kru lainnya melanjutkan penjelajahan ke tempat lainnya.

Sejarah Singkat Pulau Natal

Pulau Natal pertama kali dikuasai oleh Kerajaan Inggris pada tanggal 6 Juni 1888 setelah Sir John Davis Murray menemukan kandungan fosfat murni yang terdapat di pulau ini. Segera seteah itu sebuah pemukiman kecil terbentuk di Flying Fish Cove oleh G. Clunies Ross yang merupakan pemilik dari kepulauan Cocos yang terletak sejauh 975 km dari pulau Natal. Ia datang ke pulau ini dengan tujuan untuk mendapatkan kayu dan pasokan bagi pembangunan industri di Pulau Cocos.
Pertambangan fosfat yang ada di pulau ini dimulai pada tahun 1890 dengan menggunakan para pekerja paksa orang-orang Melayu dari pulau Singapura, Malaya dan China. Para pekerja paksa ini akhirnya menetap disini sehingga etnis dominan Pulau Natal merupakan etnis China dan Melayu. Pertambangan fosfat yang ada di Pulau Natal tetap ada hingga saat ini, namun aktivitas pertambangan yang ada tidak mengganggu bahkan merusak keindahan yang disuguhkan oleh pulau ini.

Pada saat perang dunia kedua, Pulau Natal memiliki nasib yang hampir sama dengan Indonesia. Pulau ini jatuh ke tangan pasukan Jepang. Pada bulan November 1943, lebih dari 60% penduduk yang ada di pulau ini  dievakuasi ke camp tahanan di Surabaya (Indonesia) sehingga penduduk yang tersisa di pulau ini kurang dari 500 orang China dan Melayu serta 15 orang Jepang. Perlu diketahui, Pulau Natal bahkan sempat menjadi pusat pengujian senjata nuklir oleh pemerintah Inggris antara tahun 1956 dan 1958 sebagai bagian dari Operasi Grapple.

Pada tahun 1957, Kerajaan Inggris menyerahkan Pulau Natal kepada pemerintah Australia dengan konpensasi sebesar £2.9 Juta Pundsterling. Dan sejak tahun 1997, Pemerintah Federal Australia menyatukan administrasi Pulau Natal dengan Pulau Cocos (Keeling) ke dalam kesatuan Administrasi dengan nama Australian Indian Ocean Territories (Wilayah Teritorial Australia di Samudera Hindia) dan dikepalai oleh seorang Administratur yang berkedudukan di Pulau Natal.

Baca juga : Makna Pohon Natal

Keindahan Pulau Natal
Pulau natal
http://blog.ub.ac.id/ykzirafmaysih/files/2013/12/ss.jpg

Selain pertambahan fosfat yang cukup besar dan keanekaragaman flora dan fauna endemik di pulau ini, Pulau Natal merupakan salah satu pulau dengan tujuan rekreasi yang tidak boleh dilewatkan. Karena letaknya di daerah Samudera Hindia, pulau ini menawarkan sesuatu yang sangat luar biasa. Pantai yang ada di pulau ini sangat indah dengan pemandangan langsung ke arah Samudera Hindia. Bahkan tidak dipungkiri bahwa pemerintah Australia memperoleh banyak keuntungan dari sektor wisata yang ada di pulau ini. Selain sektor wisata yang mengagumkan, Pulau Natal juga memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Bahkan beberapa sumber mengatakan bahwa Pulau Natal dapat menghasilkan hasil laut seperti ikan dan kepiting dalam jumlah yang besar. Tak heran jika banyak traveller yang menjadikan destinasi wisata yang patut dikunjungi.
Demikianlah informasi terkait Pulau Natal. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Elia A
hidupkasih.com

Belum ada Komentar untuk "Kenapa ada Pulau Natal ? ini sejarahnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel