Renungan Hati yang penuh Makna Ada penyertaan Dalam Jiwa Pemimpin
Renungan 1
Jangan Pernah Lupakan Penyertaan Tuhan dalam Hidupmu
Bacaan: Ulangan 8:1-20
"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN."
Ulangan 8:2-3
Kehidupan yang kita jalani di dunia ini berbeda-beda sehingga antara yang satu dengan yang lainnya memiliki kehidupan yang berbeda. Dalam hidup ini, tidak selalu kebahagiaan yang kita dapatkan. Namun ada kalanya kesedihan juga Tuhan ijinkan untuk hadir dalam kehidupan kita. Tawa dan tangis, kesedihan dan kebahagiaan, suka dan duka, bahkan kehilangan pun Tuhan ijinkan ada untuk mewarnai kehidupan kita.
Coba bayangkan jika semua orang di dunia ini selalu bahagia, bagaimana ia dapat melihat kuasa Tuhan dalam hidupnya? Ketika kehidupan seorang manusia berada di atas, kekayaan, keluarga yan baik, jabatan yang tinggi seringkali manusia menyombongkan diri dan melupakan Tuhan. Manusia menjadi percaya akan kekuatan dirinya sendiri dan seringkali lupa jika semua yang dimiliki adalah dari Tuhan dan karena Tuhan menyertai hidupnya. Namun, ketika seorang manusia berada di bawah, kehilangan kekayaan, kehilangan pekerjaan, keluarga berantakan, bahkan untuk makan dan minum pun sulit, apa yang akan dilakukan oleh manusia ketika keadaannya seperti itu? Manusia menjadi kecewa dan menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan Tuhan atas setiap apa yang terjadi dalam hidupnya.
Pernah tidak kita merenungkan penyertaan Tuhan dalam hidup kita? Jika belum, marilah kita rendahkan diri kita dan merenungkan segala kebaikan dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Jika pada saat ini kita berada dalam kondisi tertekan dan terpuruk, merasa telah kehilangan segalanya dan merasa ditinggalkan oleh orang yang dikasihi tetaplah ingat akan kebaikan Tuhan dan penyertaan Tuhan. Bukankah nafas kehidupan dan kesehatan merupakan berkat dari Tuhan? Semua itu diijinkan terjadi dalam kehidupan kita karena Ia ingin melihat apakah iman kita tetap berpegang teguh padaNya dan kita tetap berserah kepadaNya.
Dalam Ulangan 8:6 dikatakan demikian "Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia." Jika karena masalah hidup yang sedang kita alami kita malah meninggalkan Tuhan dan tidak berserah kepadaNya bagaimana Ia akan menolong kita?
Untuk dapat sampai ke tanah yang dijanjikan Tuhan, bangsa Israel harus melewati padang gurun empat puluh tahun lamanya. Namun selama empat puluh tahun itu, Tuhan tak pernah sedetik pun meninggalkan mereka. Pada siang hari Tuhan menjaga mereka dengan tiang awan dan pada malam hari Tuhan menjaga mereka dengan tiang api.
Namun, apa yang dilakukan oleh bangsa Israel?
Bangsa Israel sering bersungut-sungut di hadapan Tuhan. Ketika mereka lapar dan haus mereka justru tidak memohon kepada Tuhan namun mereka justru berkata bahwa mereka lebih baik di Mesir.
Sikap bangsa Israel yang seperti itu sering kali kita alami dalam kehidupan ini. Ketika kehidupan yang kita alami tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, ketika Tuhan belum mengabulkan doa kita, ketika duka cita Tuhan ijinkan ada dalam kehidupan kita, sering kali kita bersungut-sungut tanpa menyadari Tuhan selalu menyertai kita dan apa yang kita alami dalam kehidupan ini merupakan suatu proses hidup agar kita mendapatkan kebahagiaan yang sejati yang berasal dari padaNya.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat kita pelajari dari ayat yang telah kita baca:
1. Tuhan selalu menyertai anak-anakNya dalam segala hal
Sama halnya sepeti Tuhan menyertai bangsa Israel empat puluh tahun lamanya untuk melewati padang gurun, Ia pun akan selalu menyertai kita setiap hari dan setiap detik dalam kehidupan kita. Ketika kita mengalami kesulitan dan memohon bantuanNya, pasti Ia akan menolong kita dengan caraNya. Namun karena kita yang sering kali tidak sabar dalam menunggu pertolongan Tuhan, maka sering sekali kita mengandalkan kekuatan diri sendiri bahkan mengandalkan orang lain. Namun, tanpa disadari ada tangan Tuhan juga yang selalu menyertai kita. Ketika Ia mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam hidup kita, Tuhan ingin kita menyadari penyertaanNya dan kehadiranNya dalam kehidupan kita.
2. Apa yang kita miliki pada saat ini adalah pemberian dari Tuhan
Sebagai manusia, terkadang kita menjadi sombong ketika apa yang kita punya melebihi orang lain. Terkadang kita sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah pemberian dari Allah. Dalam Ulangan 8:11 Allah telah memperingatkan kita demikian "Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;" Oleh sebab itu, janganlah kita melupakan Tuhan ketika kita merasa sudah berkecukupan. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita punya adalah milikNya.
3. Selalu andalkan Tuhan setiap saat
Apakah benar manusia akan mengandalkan Tuhan ketika semua yang dimilikinya sudah habis dan ketika semua orang telah meninggalkannya? Ya, itulah manusia. Terkadang ketika kita merasa kesulitan menghadapi sesuatu kita justru mengandalkan Tuhan. Dan ketika kita tidak merasakan kesulitan dan hanya kesenangan yang kita rasakan, kita justru melupakan Tuhan. Yang Tuhan inginkan adalah kita selalu mengandalkannya dalam keadaan dan situasi apa pun. Baik suka maupun duka yang kita alami, kita harus mengandalkannya. Jangan menunggu semuanya hilang baru kita mengandalkanNya. Namun, andalkanlah Tuhan dalam setiap kehidupan kita.
Jika pada saat ini kita hidup serba berkecukupan dan segala hal baik sedang kita alami dalam kehidupan ini, janganlah kita menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan. Janganlah kita berkata bahwa apa yang kita miliki pada saat ini merupakan hasil kekuatan dan jerih payah diri kita sendiri.
"Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." Ulangan 8:17-18.
Perlu diingat, segala kekayaan yang kita miliki adalah milik Tuhan dan akan kembali lagi kepada Tuhan. Sebab, ketika kita sudah tiada, kita tidak akan bisa membawa apa pun dari dunia ini. Yang dapat kita bawa ke hadapanNya adalah segala perbuatan kita semasa hidup. Perbuatan baik dan perbuatan jahat yang telah kita perbuat harus kita pertanggung jawabkan ke hadapanNya.
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kepada hidup kita besok. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada kita 5 menit yang akan datang, 30 menit yang akan datang bahkan 1 jam yang akan datang. Kita tidak tahu apakah kebahagiaan atau kesedihan yang akan kita rasakan. Namun, segala yang terjadi dalam kehidupan kita adalah atas seiijinNya dan apa pun yang harus kita lalui dan apa pun yang kita peroleh itu merupakan kehendak Tuhan.
Dalam Pelengkap Kidung Jemaat No. 241
"Tak 'Ku Tahu 'kan Hari Esok" bait yang pertama dapat kita nyanyikan demikian
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang; ‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.
Banyak hal tak kufahami dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.
Dalam lirik lagu tersebut dikatakan bahwa kita tidak akan pernah tahu akan hari esok seperti apa, namun yang kita tahu bahwa kita selalu berjalan serta Yesus dan Tuhan selalu memegang tangan kita. Oleh sebab itu, untuk apa sekarang kita bangga dan sombong atas apa yang kita miliki? Untuk apa kita bersedih jika keadaan kita pada saat ini tidak sesuai dengan kehendak kita? Harus kita ketahui, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, sudah Tuhan atur dan Tuhan selalu menyertai kita. Oleh sebab itu, dalam segala keadaan kita harus selalu berserah kepadaNya. Kita harus menguatkan dan meneguhkan iman kita agar kita tidak meninggalkanNya. Janganlah karena sedikut masalah atau sedikut kebahagiaan kuta justru melupakan Tuhan. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah tidur. Ia selalu melihat hati anak-anakNya. Kiranya apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita selalu ingat dan tidak melupakan penyertaan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 2
Seorang Pemimpin Sejati
Bacaan: Kejadian 41:37-46
"Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
Kejadian 41:39-40
Pasti tidak sedikit diantara kita yang ingin menjadi seorang pemimpin namun belum bisa memimpin dirinya sendiri bahkan orang lain. Atau ada pula diantara kita yang sudah menjadi pemimpin namun belum menjadi pemimpin yang sesuai dengan kehendak Allah.
Kepemimpinan yang benar adalah sesaui dengan Firman Allah. Lalu apa itu pemimpin?
Pemimpin adalah orang yang memberikan teladan. Kita dapat mencontoh Yusuf sebagai pemimpin yang berkenan di hadapanNya. Kita tahu bahwa Yusuf merupakan orang sederhana namun bisa menjadi penguasa di Mesir atas penyertaan Tuhan. Apa yang terjadi dalam kehidupan Yusuf sudah Tuhan kehendaki sehingga Yusuf dapat menjadi seorang penguasa di Mesir pada usianya yang masih muda. Ia tidak hanya dapat memimpin dirinya sendiri namun ia juga bisa memimpin orang lain. Berikut ini merupakan kualifikasi seorang pemimpin sejati.
Harus memiliki visi yang jelas.
Tanpa sebuah visi, kita tidak dapat menentukan arah kehidupan kita. Fungsi visi adalah agar kita tahu arah, kuat serta tahan uji, memiliki keberanian untuk bertindak, serta memperoleh kepuasan dan kemenangan.
Visi Yusuf muncul ketika ia bermimpi bahwa ayah, ibu serta saudara-saudaranya sujud menyembah kepadaNya. Pertanyaan bagi kita sekarang yaitu, ketika kita menjadi orang percaya apa yang seharusnya menjadi visi kita? Ketika kita memiliki sebuah visi seharusnya visi Yesus juga masuk ke dalam visi kita yaitu untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.
1. Bijak dan berhikmat (takut akan Tuhan)
Takut akan Tuhan merupakan gambaran pemimpin sejati. Ketika seorang pemimpin memiliki sikap takut akan Tuhan maka ia akan menjadi pemimpin yang bijak dan berhikmat sebab apa yang dilakukannya sama seperti apa yang Tuhan kehendaki. Berikut ini merupakan gambaran pemimpin yang takut akan Tuhan.
2. Memiliki integritas, dimulai dari hati
Integritas merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Integritas harus dimulai dari hati dan akan muncul melalui tindakan kita. Pemimpin yang berintegritas akan mampu memimpin dengan bijak.
a. Tidak ikut bergosip
Banyak dari antara kita jatuh karena bergosip. Bergosip adalah sesuatu yang tidak baik karena bergosip hanya akan membuat kita menceritakan kejelekan atau keburukan orang lain yang belum tentu benar adanya. Oleh sebab itu, jika kita ingin menjadi seorang pemimpin, kita harus menghindari kebiasaan bergosip ini.
b. Tidak menyakiti orang lain
Seorang pemimpin yang takut akan Tuhan tidak akan menyakiti orang lain baik karena sikap atau perkataan. Seseorang yang takut akan Tuhan pasti tidak akan asal bertindak dan berbicara.
c. Berani menentang kalau ada yang salah
Salah satu hal yang paling ditakuti oleh seseorang adalah menentang jika ada orang lain yang berbuat salah. Kalau jika itu memang salah, sudah tugas kita untuk membernarkan agar orang tersebut tidak jatuh lagi ke dalam kesalahan yang sama. Bukankah kita sebagai sesama manusia harus saling mengingatkan dan memperingatkan?
d. Menghargai orang yang berjalan dalam kebenaran
Ketika seseorang berjalan dalam kebenaran dan tidak mengikuti hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, hal yang harus kita lakukan adalah menghargainya. Jangan malah kita men-judge orang tersebut dengan kata-kata yang menyakiti seperti “sok suci” atau “sok benar” sebab tidak semua orang dapat berjalan dalam kebenaran.
e. Menepati janji walau harus berkorban
Kita semua pasti memiliki janji. Namun, seseorang yang takut akan Tuhan sajalah yang dapat menepati janji itu walupun harus berkorban.
f. Tidak mementingkan diri sendiri
Salah satu hal yang dapat membuat seorang pemimpin jatuh adalah karena ia terlalu mementingkan dirinya sendiri. Sebagai seorang pemimpin yang takut akan Tuhan, haruslah kita juga mementingkan kepentingan orang lain. Ketika kita mau mementingkan orang lain maka kita sudah menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan.
g. Tidak berfokus pada kedudukan
Banyak orang yang menginginkan kedudukan yang tinggi, sehingga banyak yang bersusah payah untuk mengejar kedudukan tersebut sehingga menghalalkan segala cara. Jika kita menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan, kita tidak boleh berfokus pada kedudukan, namun kita harus berfokus pada Tuhan.
h. Melayani dengan kasih
Kasih merupakan sesuatu hal yang sering dilupakan oleh seorang pemimpin. Padahal tanpa kasih pelayanan yang kita lakukan tidak akan menghasilkan apa-apa. Kasih harus dijadikan dasar untuk melayani Tuhan. Sebab kasih adalah yang paling besar
Pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan takut akan Tuhan. Pada saat ini banyak pemimpin yang lebih mengutamakan kharisma dari pada karakter. Memang pemimpin yang berkharisma akan membawa seseorang ke puncak dan dapat disegani oleh banyak orang. Namun, karakter yang akan membuat seseorang dapat bertahan. Oleh sebab itu, ketika kita ingin menjadi seorang pemimpin mintalah hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan. Tapi sebelum kita mampu memimpin orang lain, kita harus bisa memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu. Tuhan Yesus memberkati.
Elia A
Jangan Pernah Lupakan Penyertaan Tuhan dalam Hidupmu
Bacaan: Ulangan 8:1-20
"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN."
Ulangan 8:2-3
Kehidupan yang kita jalani di dunia ini berbeda-beda sehingga antara yang satu dengan yang lainnya memiliki kehidupan yang berbeda. Dalam hidup ini, tidak selalu kebahagiaan yang kita dapatkan. Namun ada kalanya kesedihan juga Tuhan ijinkan untuk hadir dalam kehidupan kita. Tawa dan tangis, kesedihan dan kebahagiaan, suka dan duka, bahkan kehilangan pun Tuhan ijinkan ada untuk mewarnai kehidupan kita.
Coba bayangkan jika semua orang di dunia ini selalu bahagia, bagaimana ia dapat melihat kuasa Tuhan dalam hidupnya? Ketika kehidupan seorang manusia berada di atas, kekayaan, keluarga yan baik, jabatan yang tinggi seringkali manusia menyombongkan diri dan melupakan Tuhan. Manusia menjadi percaya akan kekuatan dirinya sendiri dan seringkali lupa jika semua yang dimiliki adalah dari Tuhan dan karena Tuhan menyertai hidupnya. Namun, ketika seorang manusia berada di bawah, kehilangan kekayaan, kehilangan pekerjaan, keluarga berantakan, bahkan untuk makan dan minum pun sulit, apa yang akan dilakukan oleh manusia ketika keadaannya seperti itu? Manusia menjadi kecewa dan menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan Tuhan atas setiap apa yang terjadi dalam hidupnya.
Pernah tidak kita merenungkan penyertaan Tuhan dalam hidup kita? Jika belum, marilah kita rendahkan diri kita dan merenungkan segala kebaikan dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Jika pada saat ini kita berada dalam kondisi tertekan dan terpuruk, merasa telah kehilangan segalanya dan merasa ditinggalkan oleh orang yang dikasihi tetaplah ingat akan kebaikan Tuhan dan penyertaan Tuhan. Bukankah nafas kehidupan dan kesehatan merupakan berkat dari Tuhan? Semua itu diijinkan terjadi dalam kehidupan kita karena Ia ingin melihat apakah iman kita tetap berpegang teguh padaNya dan kita tetap berserah kepadaNya.
Dalam Ulangan 8:6 dikatakan demikian "Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia." Jika karena masalah hidup yang sedang kita alami kita malah meninggalkan Tuhan dan tidak berserah kepadaNya bagaimana Ia akan menolong kita?
Untuk dapat sampai ke tanah yang dijanjikan Tuhan, bangsa Israel harus melewati padang gurun empat puluh tahun lamanya. Namun selama empat puluh tahun itu, Tuhan tak pernah sedetik pun meninggalkan mereka. Pada siang hari Tuhan menjaga mereka dengan tiang awan dan pada malam hari Tuhan menjaga mereka dengan tiang api.
Namun, apa yang dilakukan oleh bangsa Israel?
Bangsa Israel sering bersungut-sungut di hadapan Tuhan. Ketika mereka lapar dan haus mereka justru tidak memohon kepada Tuhan namun mereka justru berkata bahwa mereka lebih baik di Mesir.
Sikap bangsa Israel yang seperti itu sering kali kita alami dalam kehidupan ini. Ketika kehidupan yang kita alami tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, ketika Tuhan belum mengabulkan doa kita, ketika duka cita Tuhan ijinkan ada dalam kehidupan kita, sering kali kita bersungut-sungut tanpa menyadari Tuhan selalu menyertai kita dan apa yang kita alami dalam kehidupan ini merupakan suatu proses hidup agar kita mendapatkan kebahagiaan yang sejati yang berasal dari padaNya.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat kita pelajari dari ayat yang telah kita baca:
1. Tuhan selalu menyertai anak-anakNya dalam segala hal
Sama halnya sepeti Tuhan menyertai bangsa Israel empat puluh tahun lamanya untuk melewati padang gurun, Ia pun akan selalu menyertai kita setiap hari dan setiap detik dalam kehidupan kita. Ketika kita mengalami kesulitan dan memohon bantuanNya, pasti Ia akan menolong kita dengan caraNya. Namun karena kita yang sering kali tidak sabar dalam menunggu pertolongan Tuhan, maka sering sekali kita mengandalkan kekuatan diri sendiri bahkan mengandalkan orang lain. Namun, tanpa disadari ada tangan Tuhan juga yang selalu menyertai kita. Ketika Ia mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam hidup kita, Tuhan ingin kita menyadari penyertaanNya dan kehadiranNya dalam kehidupan kita.
2. Apa yang kita miliki pada saat ini adalah pemberian dari Tuhan
Sebagai manusia, terkadang kita menjadi sombong ketika apa yang kita punya melebihi orang lain. Terkadang kita sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah pemberian dari Allah. Dalam Ulangan 8:11 Allah telah memperingatkan kita demikian "Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;" Oleh sebab itu, janganlah kita melupakan Tuhan ketika kita merasa sudah berkecukupan. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita punya adalah milikNya.
3. Selalu andalkan Tuhan setiap saat
Apakah benar manusia akan mengandalkan Tuhan ketika semua yang dimilikinya sudah habis dan ketika semua orang telah meninggalkannya? Ya, itulah manusia. Terkadang ketika kita merasa kesulitan menghadapi sesuatu kita justru mengandalkan Tuhan. Dan ketika kita tidak merasakan kesulitan dan hanya kesenangan yang kita rasakan, kita justru melupakan Tuhan. Yang Tuhan inginkan adalah kita selalu mengandalkannya dalam keadaan dan situasi apa pun. Baik suka maupun duka yang kita alami, kita harus mengandalkannya. Jangan menunggu semuanya hilang baru kita mengandalkanNya. Namun, andalkanlah Tuhan dalam setiap kehidupan kita.
Jika pada saat ini kita hidup serba berkecukupan dan segala hal baik sedang kita alami dalam kehidupan ini, janganlah kita menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan. Janganlah kita berkata bahwa apa yang kita miliki pada saat ini merupakan hasil kekuatan dan jerih payah diri kita sendiri.
"Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." Ulangan 8:17-18.
Perlu diingat, segala kekayaan yang kita miliki adalah milik Tuhan dan akan kembali lagi kepada Tuhan. Sebab, ketika kita sudah tiada, kita tidak akan bisa membawa apa pun dari dunia ini. Yang dapat kita bawa ke hadapanNya adalah segala perbuatan kita semasa hidup. Perbuatan baik dan perbuatan jahat yang telah kita perbuat harus kita pertanggung jawabkan ke hadapanNya.
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kepada hidup kita besok. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada kita 5 menit yang akan datang, 30 menit yang akan datang bahkan 1 jam yang akan datang. Kita tidak tahu apakah kebahagiaan atau kesedihan yang akan kita rasakan. Namun, segala yang terjadi dalam kehidupan kita adalah atas seiijinNya dan apa pun yang harus kita lalui dan apa pun yang kita peroleh itu merupakan kehendak Tuhan.
Dalam Pelengkap Kidung Jemaat No. 241
"Tak 'Ku Tahu 'kan Hari Esok" bait yang pertama dapat kita nyanyikan demikian
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang; ‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.
Banyak hal tak kufahami dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.
Dalam lirik lagu tersebut dikatakan bahwa kita tidak akan pernah tahu akan hari esok seperti apa, namun yang kita tahu bahwa kita selalu berjalan serta Yesus dan Tuhan selalu memegang tangan kita. Oleh sebab itu, untuk apa sekarang kita bangga dan sombong atas apa yang kita miliki? Untuk apa kita bersedih jika keadaan kita pada saat ini tidak sesuai dengan kehendak kita? Harus kita ketahui, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, sudah Tuhan atur dan Tuhan selalu menyertai kita. Oleh sebab itu, dalam segala keadaan kita harus selalu berserah kepadaNya. Kita harus menguatkan dan meneguhkan iman kita agar kita tidak meninggalkanNya. Janganlah karena sedikut masalah atau sedikut kebahagiaan kuta justru melupakan Tuhan. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah tidur. Ia selalu melihat hati anak-anakNya. Kiranya apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita selalu ingat dan tidak melupakan penyertaan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
![]() |
RENUNGAN HATI |
Renungan 2
Seorang Pemimpin Sejati
Bacaan: Kejadian 41:37-46
"Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
Kejadian 41:39-40
Pasti tidak sedikit diantara kita yang ingin menjadi seorang pemimpin namun belum bisa memimpin dirinya sendiri bahkan orang lain. Atau ada pula diantara kita yang sudah menjadi pemimpin namun belum menjadi pemimpin yang sesuai dengan kehendak Allah.
Kepemimpinan yang benar adalah sesaui dengan Firman Allah. Lalu apa itu pemimpin?
Pemimpin adalah orang yang memberikan teladan. Kita dapat mencontoh Yusuf sebagai pemimpin yang berkenan di hadapanNya. Kita tahu bahwa Yusuf merupakan orang sederhana namun bisa menjadi penguasa di Mesir atas penyertaan Tuhan. Apa yang terjadi dalam kehidupan Yusuf sudah Tuhan kehendaki sehingga Yusuf dapat menjadi seorang penguasa di Mesir pada usianya yang masih muda. Ia tidak hanya dapat memimpin dirinya sendiri namun ia juga bisa memimpin orang lain. Berikut ini merupakan kualifikasi seorang pemimpin sejati.
Harus memiliki visi yang jelas.
Tanpa sebuah visi, kita tidak dapat menentukan arah kehidupan kita. Fungsi visi adalah agar kita tahu arah, kuat serta tahan uji, memiliki keberanian untuk bertindak, serta memperoleh kepuasan dan kemenangan.
Visi Yusuf muncul ketika ia bermimpi bahwa ayah, ibu serta saudara-saudaranya sujud menyembah kepadaNya. Pertanyaan bagi kita sekarang yaitu, ketika kita menjadi orang percaya apa yang seharusnya menjadi visi kita? Ketika kita memiliki sebuah visi seharusnya visi Yesus juga masuk ke dalam visi kita yaitu untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.
1. Bijak dan berhikmat (takut akan Tuhan)
Takut akan Tuhan merupakan gambaran pemimpin sejati. Ketika seorang pemimpin memiliki sikap takut akan Tuhan maka ia akan menjadi pemimpin yang bijak dan berhikmat sebab apa yang dilakukannya sama seperti apa yang Tuhan kehendaki. Berikut ini merupakan gambaran pemimpin yang takut akan Tuhan.
2. Memiliki integritas, dimulai dari hati
Integritas merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Integritas harus dimulai dari hati dan akan muncul melalui tindakan kita. Pemimpin yang berintegritas akan mampu memimpin dengan bijak.
a. Tidak ikut bergosip
Banyak dari antara kita jatuh karena bergosip. Bergosip adalah sesuatu yang tidak baik karena bergosip hanya akan membuat kita menceritakan kejelekan atau keburukan orang lain yang belum tentu benar adanya. Oleh sebab itu, jika kita ingin menjadi seorang pemimpin, kita harus menghindari kebiasaan bergosip ini.
b. Tidak menyakiti orang lain
Seorang pemimpin yang takut akan Tuhan tidak akan menyakiti orang lain baik karena sikap atau perkataan. Seseorang yang takut akan Tuhan pasti tidak akan asal bertindak dan berbicara.
c. Berani menentang kalau ada yang salah
Salah satu hal yang paling ditakuti oleh seseorang adalah menentang jika ada orang lain yang berbuat salah. Kalau jika itu memang salah, sudah tugas kita untuk membernarkan agar orang tersebut tidak jatuh lagi ke dalam kesalahan yang sama. Bukankah kita sebagai sesama manusia harus saling mengingatkan dan memperingatkan?
d. Menghargai orang yang berjalan dalam kebenaran
Ketika seseorang berjalan dalam kebenaran dan tidak mengikuti hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, hal yang harus kita lakukan adalah menghargainya. Jangan malah kita men-judge orang tersebut dengan kata-kata yang menyakiti seperti “sok suci” atau “sok benar” sebab tidak semua orang dapat berjalan dalam kebenaran.
e. Menepati janji walau harus berkorban
Kita semua pasti memiliki janji. Namun, seseorang yang takut akan Tuhan sajalah yang dapat menepati janji itu walupun harus berkorban.
f. Tidak mementingkan diri sendiri
Salah satu hal yang dapat membuat seorang pemimpin jatuh adalah karena ia terlalu mementingkan dirinya sendiri. Sebagai seorang pemimpin yang takut akan Tuhan, haruslah kita juga mementingkan kepentingan orang lain. Ketika kita mau mementingkan orang lain maka kita sudah menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan.
g. Tidak berfokus pada kedudukan
Banyak orang yang menginginkan kedudukan yang tinggi, sehingga banyak yang bersusah payah untuk mengejar kedudukan tersebut sehingga menghalalkan segala cara. Jika kita menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan, kita tidak boleh berfokus pada kedudukan, namun kita harus berfokus pada Tuhan.
h. Melayani dengan kasih
Kasih merupakan sesuatu hal yang sering dilupakan oleh seorang pemimpin. Padahal tanpa kasih pelayanan yang kita lakukan tidak akan menghasilkan apa-apa. Kasih harus dijadikan dasar untuk melayani Tuhan. Sebab kasih adalah yang paling besar
Pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan takut akan Tuhan. Pada saat ini banyak pemimpin yang lebih mengutamakan kharisma dari pada karakter. Memang pemimpin yang berkharisma akan membawa seseorang ke puncak dan dapat disegani oleh banyak orang. Namun, karakter yang akan membuat seseorang dapat bertahan. Oleh sebab itu, ketika kita ingin menjadi seorang pemimpin mintalah hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan. Tapi sebelum kita mampu memimpin orang lain, kita harus bisa memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu. Tuhan Yesus memberkati.
Elia A
Belum ada Komentar untuk "Renungan Hati yang penuh Makna Ada penyertaan Dalam Jiwa Pemimpin"
Posting Komentar