Update Renungan Harian Air Hidup Saat Teduh 2018-2019
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH I
Renungan harian 1
Forgive to Forget
Bacaan: Matius 18:21-35“Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Matius 18:22
Salah satu hal yang paling sulit untuk dilakukan yaitu memberikan pengampunan kepada orang yang telah melakukan kesalahan kepada kita. Pada saat ini banyak orang sulit untuk mengampuni kesalahan orang lain karena kesalahan yang telah dilakukan oleh orang tersebut dianggap sudah melewati batas sehingga dia tidak berhak mendapatkan kata maaf dari kita. Pasti diantara kita pernah mengalami hal serupa bukan? Misalkan saja ketika ada seseorang yang menyakiti kita dengan menyebarkan hal tidak benar, atau disaat orang yang kita percayai mengkhianati kita atau bahkan disaat orang yang kita kasihi pergi meninggalkan kita apakah kita masih sanggup untuk memaafkan orang tersebut? Ketika kita tidak mampu untuk memaafkan kesalahan orang lain justru hanya kekecewaan dan sakit hati yang akan kita rasakan. Kitapun juga akan menjadi pribadi yang tidak bebas karena terkekang oleh kekecewaan dan rasa sakit hati itu.
Mengampuni bukan hanya sekedar memaafkan kesalahan. Mengampuni berarti juga bersedia melupakan kesalahan orang yang bersalah kepada kita dan membuka lembaran baru lagi bersama orang tersebut. Kita juga perlu sadar bahwa manusia bukanlah makhluk sempurna sehingga tidak bisa melakukan kesalahan. Ketika kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain berarti kita juga tidak mau menyadari bahwa kita juga pernah melakukan kesalahan yang mungkin membuat orang lain merasa terluka. Sebagai manusia kita cenderung mencari kesalahan orang lain tanpa menyadari kesalahan yang ia perbuat. Bahkan dalam Matius 7:3 Yesus berkata demikian “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”
Dalam ayat tersebut, Yesus mengajarkan kita untuk mengintropeksi diri kita sendiri.
Mengampuni. Sebuah kata sederhana yang bermakna sangat dalam. Selain harus memaafkan kesalahan orang lain, mengampuni berarti mengasihi sesama kita karena Yesus telah mengasihi kita terlebih dahulu. Lalu apa yang akan kita dapatkan ketika kita telah mengampuni orang lain?
1. Berkat pengampunan dari Allah
“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Matius 11:25). Hal pertama yang akan kita dapatkan ketika kita mau mengampuni kesalahan orang lain yaitu berkat pengampunan dari Allah. Dalam Matius 11:25 disebutkan bahwa Bapa yang ada di sorga akan mengampuni kesalahan kita jika kita juga mau mengampuni sesamakita. Ketika kita belum bisa mengampuni, rasa marah, sakit hati bahkan kebencian akan menguasai hati kita sehingga hubungan kita denganNya menjadi terhalang. Oleh sebab itu, marilah kita mengampuni kesalahan sesama kita agar Bapa di sorga juga mau mengampuni kesalahan yang kita perbuat.
2. Menjadi pribadi yang bebas
Setelah kita mau mengampuni kesalahan orang lain dan melupakan kesalahan orang tersebut, kita akan menjadi pribadi yang bebas. Segala rasa marah, kecewa dan sakit hati yang menguasai hati kita akan bebas dan membuat hati kita menjadi riang. Jika selama kita anda masih terkekang dan terbelenggu oleh kesalahan orang lain, marilah mengampuni. Kelihatan sulit memamg. Tapi ketika kita menyerahkan dan mengandalkan Allah, tidak ada yang tidak mungkin baginya.
3. Dapat merasakan kasih Allah dalam kehidupan
Setelah menjadi pribadi yang bebas, kita dapat merasakan betapa besar kasih Allah dalam kehdupan kita. Ia mulai bekerja dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan. Bahkan Ia juga dapat memakai kita menjadi alatNya.
4. Menjadi manusia baru
Setelah merasakan kasih Allah, kita diubahkan menjadi manusia yang baru. Bukan tanpa alasan. Tuhan mengubahkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dimana kita akan mendapatkan buahNya yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan serta penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
Oleh sebab itu, marilah kita mulai mengampuni sesama kita. Ingatlah, bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan termasuk diri kita. Diri kita sendiri tidak mungkin tidak pernah melakukan kesalahan. Sikap kita baik dalam perkataan maupun tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja pasti pernah menyakiti hati dan perasaan orang lain. Sekarang tergantung pada diri kita. Apakah kita ingin menjadi pribadi yang bebas yang memperoleh berkat pengampunan atau justru ingin menjadi pribadi yang terkekang? Mintalah penyertaan dan bimbingan Tuhan. Kiranya Tuhan selalu menyertai kita semua. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian 2
Tuhan Mendengar
Bacaan: Ratapan 3:1-26“Ya TUHAN. Aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan terian tolongku! Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!”
Ratapan 3:55-57
Tuhan tidak akan pernah membiarkan umatNya sendirian. Ia selalu ada untuk kita disetiap detik kehidupan kita. Namun, kita seringkali merasa Tuhan meninggalkan kita karena Tuhan belum menjawab doa kita. Tidak sedikit dari antara kita pernah merasa kecewa dan menjauh dari Tuhan. Kita seringkali mengandalkan kekuatan kita sendiri jika dirasa Tuhan tidak akan menjawab doa kita. Dalam keadaan menderita atau mengalami pergumulan berat manusia cenderung melupakan Allah dan menyalahkan Allah sebagai bentuk kekecewaannya. Tuhan mengijinkan semua itu terjadi karena Tuhan ingin mendidik kita menjadi pribadi yang kuat dan bertumbuh dalam iman karena sesungguhnya dalam kelemahanlah kuasa Allah menjadi nyata. Karena permasalahan yang kita alami seringkali kita lupa akan kebaikan dan berkat serta kasih yang Tuhan curahkan kepada kita. Kita hanya sibuk dengan pemikiran egois kita yang tidak beralasan. Kita terus mengeluh namun kita tidak mau menyerahkannya kepada Tuhan. Padahal saat kita berdoa kepadaNya Tuhan pasti akan mendengar dan menjawab doa kita.
Mungkin bukan sekarang Tuhan menjawabnya, tapi Tuhan pasti akan menjawab doa kita. TanganNya tidak kurang panjang untuk menolong kita. Dalam Matius 11:28 pun disebutkan demikian “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Saat kita menyadari bahwa kita masih memerlukan Tuhan, datanglah padaNya maka Dia akan segera mengulurkan tanganNya untuk membantu kita. Berbagai cara dapat Tuhan pakai untuk menolong kita. Ia tahu apa yang kita butuhkan sebeluh kita meminta kepadaNya. Pada Hakim-hakim 3:7-11 diceritakan bahwa orang Israel melakukan kejahatan bahkan sampai melupakan Tuhan. Lalu Allah menjadi murka dan menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim delapan tahun lamanya. Namun, ketika orang Israel berseru kepadaNya, Allah menjawab doa mereka dengan membangkitkan seorang penyelamatyang bernama Otniel. Melalui Otniel orang Israel menjadi bebas. Melalui cerita ini kita diajarkan untuk terus berdoa dan berserah kepadaNya. Ia akan memakai siapa saja untuk menolong kita semua.
Tuhan tidaklah tuli. Ia pasti akan mendengarkan seruan umatNya.
Ketika kita mengalami persoalan hidup, kita hanya selalu berkata “Mengapa Tuhan?” tanpa kita merenungkannya terlebih dahulu. Seharusnya terlebih dahulu kita renungkan apa yang sebenarnya Tuhan inginkan lewat berbagai persoalan yang kita alami. Tidak jarang kita merasa tidak ada jalan keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Ketika itu terjadi, yang bisa kita lakukan yaitu datang menghampiri Dia dan berdoa. Melalui doa, kita dapat berbicara denganNya serta meluapkan segala perasaan yang ada dalam hati dan pikiran kita. Kadangkala kita tidak mengerti jalan Tuhan. Namun, hal yang perlu kita imani adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Artinya, dalam kegelapan bahkan badai sekalipun, Tuhan menguatkan dan menyertai kita sehingga kita dapat bertahan. Jika sampai hari ini doa kita belum dijawab olehNya bukan berarti Tuhan tidak peduli dan tidak mendengarkan doa kita. Kita hanya perlu tahu bahwa tangan Tuhan kuat memegang kita. Ketika kita jatuh, Tuhan tidak membiarkan kita sampai tergeletak.
Ketika kita berseru kepada Tuhan, berarti kita percaya bahwa Tuhan masih mau mendengarkan seruan kita. Kita juga tahu bahwasesungguhnya Allah menyimak apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Ketika kita berdoa, berarti kita juga melihat masih ada harapan ketika kita berserah kepadaNya dan masih ada suara Tuhan yang menghiburdan menjawab setiap kata dari seruan kita. Sampai kapanpun kita tidak dapat melepaskan Tuhan. Ketika kita berserah kepadaNya, berarti kita siap dan sabar untuk menantikan apa yang ingin Tuhan perbuat kepada kita. Kita harus sabar karena waktu dan caraNyalah yang terbaik untuk kita. Mari kita berbicara dan berseru kepadaNya agar kita beroleh ketenangan. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian 3
Be Your Self
Bacaan: 1 Korintus 12:12-31“Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?”
1 Korintus 12:19
Terkadang kita malu untuk menjadi diri kita sendiri apa adanya. Ada beberapa faktor yang membuat kita seperti itu salah satunya yaitu takut tidak diterima dalam lingkungan tempatnya berada. Kita berusaha merubah segala sesuatu yang ada pada kita, bahkan kita berusaha untuk menjadi orang lain demi terlihat sempurna. Hal ini membuat seseorang lupa akan keberadaan dirinya sendiri padahal Tuhan telah menciptakan kita seturut rupa dan gambarNya.
Tuhan menciptakan kita berbeda antara satu dengan yang lain karena ada alasan khusus yaitu supaya kita bisa saling melengkapi kelemahan orang lain. Jika kita semua berlomba-lomba untuk merubah diri menjadi sempurna lalu siapakah yang akan menutupi kelemahan tersebut? Jika kita tetap berusaha untuk menjadi orang lain berarti tempat kita berada bukanlah merupakan tempat yang tepat. Ketika kita sudah berada di tempat yang tepat, kita pasti tidak akan berusaha untuk menjadi orang lain. Ketika kita berada di tempat yang tepat, kita juga pasti akan mencintai diri kita apa adanya. Ketika kamu telah menjadi dirimu sendiri namun tempatmu berada tidak menerimamu, janganlah khawatir. Tetaplah untuk menjadi dirimu sendiri karena itu merupakan hal utama yang harus dilakukan.
Ketika kita sudah menjadi diri kita sendiri, hidup kita akan lebih bahagia, nyaman serta mampu menghargai diri sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Kita akan memiliki banyak teman yang mau menerima kita apa adanya tanpa kepura-puraan. Ketika kita menjadi diri kita sendiri, kita juga akan menjadi pribadi yang kuat dan dapat membuat kita menemukan potensi yang ada di dalam diri kita. Ketika kita menjadi diri sendiri, kita dapat melakukan apapun yang kita sukai karena didepan orang lain kita tidak mencoba menjadi orang lain. Kita juga akan lebih menghargai apa yang kita miliki saat ini karena kita sadar Tuhan menciptakan kita baik adanya. Dengan menjadi diri kita sendiri berarti kita telah mencintai Allah yang merupakan pencipta kita. Janganlah kita berusaha menjadi orang lain, karena apa yang menurut manusia sempurna belum tentu sempurna untuk Allah. Oleh sebab itu hargailah setiap apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Cara Untuk Menjadi Diri Sendiri
1. Menerima diri kita apa adanya
Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menjadi diri sendiri yaitu menerima diri kita apa adanya.Jika kita belum menerima diri kita sendiri apa adanya, bagaimana bisa kita hidup sebagai diri kita. Kita merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Ia memberikan hati, pikiran dan akal budi. Bahkan Ia menciptakan kita seturut rupa dan gambarNya. Melihat betapa besarnya karya Tuhan dalam kita, lantas apakah kita tetap menolak diri kita sendiri sebagaimana adanya? Jika alasan fisik seperti tidak cantik, tidak tinggi, tidak putih atau lain sebagaimana yang menjadi alasan kita untuk tidak menerima diri kita sendiri apa adanya, berhentilah melakukan itu. Ingatlah bahwa kesempurnaan hanya milih Allah. Janganlah minder dengan diri kita sendiri. Terimalah dan hargailah diri kita.
2. Mengenali diri
Penting bagi kita untuk mengenali diri kita sendiri. Mengenali apa kelebihan dan kekurangan kita, mengenali apa kekuatan dan kelemahan kita serta mengenali apa yang kita sukai dan tidak kita sukai. Ketika kita mampu mengenali apa yang ada diri kita, kita pasti bisa menjadi diri kita sendiri tanpa malu menunjukkannya kepada oang lain.
3. Tidak mempedulikan kata orang lain
Pada saat ini entah mengapa perkataan orang lain dampak berdampak besar bagi kehidupan kita. Setelah mendengan perkataan orang lain yang tidak baik tentang diri kita, kita berusaha untuk merubahnya dan tidak menunjukkan sisi buruk itu lagi. Kita mati-matian berubah setelah mendengar perkataan orang lain. Perlu diingat, dirimu adalah milikmu. Jangan hirauan perkataan orang lain yang berbicara tentang diri kita. Yang tahu diri kita hanyalah kita sendiri bukan orang lain. Orang lain hanya menilai diri kita dari luarnya saja. Hidupmu adalah milik Tuhan. Janganlah berubah hanya karena perkataan orang lain karena hidupmu bukanlah milik manusia.
4. Tidak membandingkan diri kita dengan orang lain
Salah satu cara yang dilakukan untuk menjadi diri sendiri yaitu tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika kamu merasa orang lain lebih baik darimu, berarti kamu belum menemukan apa yang baik dalam dirimu. Janganlah berkecil hati ketika melihat orang lain. Jalanilah hidupmu sebagai dirimu sendiri.
5. Bersyukur
Cara yang paling utama dan penting untuk menjadi diri sendiri yaitu bersyukur. Ketika kita bersyukur kepada Tuhan atas segala apa yang telah Ia berikan kepada kita, kita pasti akan mencintai diri kita apa danya. Bersyukur membuat kita dapat menerima diri kita. Oleh sebab itu, bersyukurlah senantiasa kepada Tuhan.
Menjadi diri sendiri itu penting. Menjadi diri sendiri membuat kita menjadi pribadi yang bertumbuh dan dewasa. Menjadi diri kita sendiri membuat kita dapat menemukan potensi yang ada dalam diri kita. Tuhan menciptakan kita berbeda antara satu dengan yang lain untuk saling melengkapi. Mulai saat ini berhentilah membandingkan dirimu dengan yang lain. Dirimu sempurna di mataNya. Ynag perlu dilakukan saat ini hanyalah menjadi diri sendiri dimanapun kita berada. Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH II
Kumpulan renungan harian kristen 2018
Renungan 1
Refresh
Bacaan: Kolose 3:5-10Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Kolose 3:9-10
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatannya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanpa sadar kita seringkali menyakiti hati sesama kita bahkan menyakiti hati Tuhan. Perbuatan-perbuatan itulah yang dapat menjauhkan kasih Tuhan dalam hidup kita. Ketika kita melihat ke belakang, cobalah perhatikan berapa banyak orang yang telah kita sakiti dan lukai hatinya. Ingatlah berapa banyak kita menyakiti hati Tuhan karena kita hidup dengan tidak benar dan meninggalkan jalan kebenaran. Marilah kita me-refresh hidup kita agar hidup kita bisa lebih baik dari sebelumnya.
Sama halnya dengan Paulus. Paulus akhirnya dipakai Tuhan untuk mengerjakan perbuatan tanganNya yang ajaib. Ia mau meninggalkan kehidupan lamanya dan menjadi manusia baru. Ia me-refresh kehidupannya sehingga Ia menjadi pribadi yang baik. Sekarang maukah kita seperti Paulus yang mampu meninggalkan kehidupan lama menjadi manusia baru? Marilah kita minta bimbingan dan penyertaan Tuhan agar kita dimampukan untuk menjadi manusia yang lahir baru di dalam Dia. Ketika kita sudah lahir baru, kita pasti akan segan untuk meninggalkan jalanNya yang benar dan takut untuk berbuat dosa. Kita juga akan menjadi pribadi yang memiliki hikmat daripadaNya ketika kita menjadi manusia baru. Menjadi manusia baru bukan berarti kita berhenti sejenak lalu berjalan lagi di jalan yang sama. Menjadi manusia baru berarti berhenti kemudian berbalik menuju kemuliaaNya yang ajaib. Oleh sebab itu, marilah kita menekan tombol refresh dalam hidup kita agar kita menjadi pribadi baru yang lebih baik dari sebelumnya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 2
Meresponi Panggilan Tuhan dengan Kesetiaan
Bacaan: Efesus 1:15-23Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,
Efesus 1:18-19
Dalam Matius 22:14 dikatakan bahwa banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Apa maksudnya? Tuhan telah memanggil banyak orang untuk mewartakan kabar keselamatan dan kabar kerajaan Allah, namun karena keterbatasan yang manusia miliki, hanya sedikit diantara kita yang dipilih olehNya untuk memiliki tanggung jawab itu.
Jika pada saat ini kita dipercayakan Tuhan untuk melayaniNya baik di gereja atau disebuah persekutan, bersyukurlah karena tidak semua orang memiliki kesempatan itu. Ketika Tuhan telah memanggil kita untuk melayaniNya, kita dapat melihat betapa besar kekuatan kuasaNya bagi kita orang yang percaya kepadaNya. Tuhan bisa memilih siapa saja tanpa memandang orang tersebut berasal dari mana dan bagaimana keadaanya. Tuhan memilih seseorang agar kuasaNya nyata dan dapat dipermuliakan melalui orang tersebut. Terkadang, ketika kita telah dipilih Tuhan untuk melayaniNya, banyak yag meresponi panggilan itu dengan ketidaksetiaan. Kita hanya bersemangat untuk melayani Tuhan di awal saja, namun seiring berjalannya waktu kita menjadi malas dan kehilangan semangat untuk melayani Tuhan.
Ketika kita berbuat seperti itu, sadarkah kita bahwa kita telah menyakiti hati Tuhan? Tuhan hanya ingin kita meresponi panggilanNya denga kesetiaan sampai akhir. Yang perlu diingat adalah, ketika kita dipanggil olehNya kita memiliki tanggung jawab kepada Dia bukan kepada manusia. Ketika kita melakukan suatu pelayanan motivasi kita terkadang salah yaitu agar pelayanan kita dilihat oleh orang lain sehingga orang lain menganggap kita hebat karena kita bisa melayaniNya. Jika kita melayani Tuhan hanya karena motivasi itu, bagaimana kita bisa setia kepada panggilanNya? Oleh sebab itu, marilah kita meresponi panggilan Tuhan dengan kesetiaan. Jika motivasi kita pada saat ini masih untuk manusia, ubahlah pemikiran itu. Jadikanlah pelayanan yang kamu kerjakan saat ini menjadi sebuah tanggung jawab kepada Tuhan. Apapun pelayanan yang kamu kerjakan, lakukanlah itu dengan segenap hatimu. Kerjakanlah panggilan pelayanan tersebut hingga akhir. Tunjukkanlah kesetiaan kita kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 3
Remind
Mazur 119:25-34Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
Mazmur 119:27
Orang bilang kita tidak boleh mengingat masa lalu karena jika kita terus mengingat masa lalu membuat kita menjadi pribadi yang tidak berkembang. Ada juga yang bilang bahwa kita tidak boleh melihat kesalahan di masa lalu karena itu sudah berlalu. Namun apakah benar demikian? Tentu saja salah. Jika kita tidak mengingat apa yang telah terjadi, justru kita akan jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Jika kita tidak mengingat kesalahan yang pernah kita lakuka, bagaimana bisa kita memperbaiki kesalahan itu. Tuhan memberikan kita akal budi serta hati nurani agar kita bisa mengingat kembali apa yang terjadi pada diri kita. Jika saya Petrus dulu mengingat apa yang dikatakan Yesus kepadanya pasti ia tidak akan menyangkal Yesus.
Jika Petrus tidak ingat perkataan Yesus setelah ia menyangkalNya pasti Petrus tidak akan menyesali perbuatannya. Mengingat kembali suatu hal bukanlah hal buruk yang salah untuk dilakukan. Mengingat kembali suatu kesalahan membuat kita bisa memperbaiki kesalahan itu dan tidak lagi jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Ketika kita mengingat kembali betapa besar kuasaNya dalam hidup kita, kita pasti akan menjadi pribadi yang bersyukur.
Remind atau mengingat kemabali merupakan suatu kata yang penuh makna bagi kita sebagai manusia. Sekarang, marilah kita ingat betapa besar kasih yang Ia curahkan kepada kita setiap detik kehidupan kita. Sungguh besar bukan? Marilah saat ini kita ingat kembali kesalahan apa yang pernah kita lakukan dulu agar kita tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Marilah juga ingat kembali apa yang menjadi janji dan komitmen kita. Janganlah dari setiap kita melupakan itu semua. Jika kita memiliki komitmen untuk melayani kepada Tuhan, ingatlah komitmen itu dan marilah kita layani Tuhan dengan kesungguhan hati. Ketika kita mengingat kembali segala esuatu hal yang terjadi dalam hidup kita, pasti kita merasa takjub akan kuasa dan penyertaan Tuhan.
Terkadang disaat kita mengingat lagi suatu hal kita sering berkata seperti ini “Wah ternyata saya bisa melalui ujian itu” “Tuhan Yesus ternyata sungguh baik hingga aku masih bisa merasakan kasihNya sampai sekarang”. Mengingat masa lalu itu tidak buruk bukan? Mengingat suatu hal dapat membuat kita lebih bersyukur akan suatu hal yang telah Tuhan berikan. Ketika kita mengingat hal buru, pasti kita juga ingat kembali rasa sakitnya. Rasa sakit dikecewakan, rasa sakit ditinggalkan ataupun rasa sakit karena kehilangan sesuatu yang berharga. tapi ingatlah dari sudut positifnya. jika kita tidak mengalami itu semua, apakah kita bisa menjadi pribadi yang kuat seperti sekarang? Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH III
Renungan harian kristen hari ini air hidup
Mengucap Syukur
Bacaan: Mazmur 118:1-9Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Mazmur 118:1
Helen Adams Keller atau biasa disapa Helen Keller merupakan seorang penulis dan aktivis politik Amerika. Selain itu ia juga menulis artikel serta buku-buku terkenal salah satunya The Story of My Life. Helen terlahir normal. Namun, saat usianya 19 bulan, ia diserang penyakit yang menyebabkannya buta dan tuli hingga akhirnya ia juga menjadi bisu.
Saat masih kecil Helen menjadi pribadi yang kasar dan pemberontak bahkan ia menjadi pribadi yang pemarah. Namun, seiring bertambahnya usia, Helen menjadi pribadi yang melampaui batasannya dan ia tidak menyerah pada hidupnya. Kita pasti pernah mengalami masa-masa sulit yang membuat kita marah dan menyalahkan keadaan. Kita larut dalam kesedihan hingga kita lupa untuk mengucap syukur kepada Allah. Ketika kita tidak bisa bersyukur atas kehidupan yang telah Tuhan berikan tentu ada kesalahan di dalamnya. Bisa jadi karena kita terlalu fokus pada masalah kita tanpa melihat kebaikan yang Tuhan berikan kepada kita. Ingatlah, apa yang kita alami hari ini sudah Tuhan atur. Cobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Ketika mengucap syukur kepada Tuhan, kita pasti akan merasakan betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita.
Seringkali kita sebagai manusia hanya mau mengucap syukur kepada Tuhan hanya pada saat bahagia. Namun, dalam keadaan sedih manusia cenderung tidak bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan seharusnya seperti nafas kehidupan yang tidak akan pernah berhenti kita ucapkan selagi kita masih diberi nafas kehidupan. Bersyukur kepada Tuhan juga tidak memerlukan sebuah alasan khusus karena itu dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Yang menjadi ukuran manusia pada saat ini untuk bersyukur adalah ketika memperoleh nilai baik, memperoleh promosi jabatan, memperoleh pekerjaan yang sesuai, mendapatkan pasangan yang kita ingini dan hal membahagiakan lainnya menurut ukuran manusia.
Jika kita hanya terus mengingini kebahagiaan, kapan Tuhan bisa menyatakan kuasaNya dalam kehidupan kita? Perlu diingat dan direnungkan bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan kita bukanlah suatu kebetulan semata, namun itu merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kita sebagai manusia. Anugerah Tuhan bukan saja hal-hal baik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, anugerah Tuhan juga dapat berupa kesedihan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita. Mengapa kesedihan yang kita alami perlu disyukuri? Ini berarti Tuhan sayang kepada kita dan sedang mendidik kita agar kita menjadi pribadi yang dewasa bukan hanya secara fisik namun juga dalam iman. Tuhan mendidik kita sama seperti bapa di dunia mendidik kita. Ia mendidik kita dengan tegas agar kita menjadi pribadi yang tahan banting dalam menghadapi cobaan. Selain itu, saat kesedihan menimpa kita, kuasa Tuhan justru akan nyata dalam kelemahan kita.
Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita baik suka maupun duka, baik dalam kehidupan yang penuh canda tawa maupun tetesan air mata itu sudah Tuhan ijinkan terjadi. Tuhan ingin kita mengucap syukur kepadaNya dalam segala hal karena penyertaan Tuhan selalu ada pada pribadi setiap kita. Dalam Roma 8:28 disebutkan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Oleh sebab itu, kita harus percaya kepadaNya bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan ini sudah Tuhan atur. Jangan lupa untuk mengucap syukur, Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian kristen pemuda
Kerjakan Tanggung Jawabmu
Bacaan: Yunus 1:1-17“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.”
Yunus 1:2
Ketika Tuhan memberikan tanggung jawab besar kepada Yunus untuk pergi ke Niniwe apa yang dilakukan oleh Yunus? Awalnya Yunus lari dari tanggung jawab itu dengan pergi ke Tarsis namun, saat perjalanan menuju Tarsis Yunus ditegur Tuhan. Tuhan mendatangkan badai yang besar hingga akhirnya Yunus harus berada dalam perut ikan tiga hari tiga malam lamanya. Pernahkah kamu seperti Yunus yang mencoba lari dari tanggung jawab yang telah dipercayakan padamu? Sebagai seorang manusia, adakalanya kita ragu dan takut untuk mengerjakan suatu tanggung jawab, apalagi kalau itu merupakan tanggung jawab yang cukup besar. Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban dan tugas yang harus kita selesaikan sampai akhir. Jika kamu merasa tidak bisa mengerjakan banyak tanggung jawab sampai akhir, mintalah Tuhan untuk memberikanmu hikmat. Janganlah kamu melalaikan suatu tanggung jawab kecil hanya karena kamu memiliki tanggung jawab lain yang lebih besar.
Faktor-faktor penyebab lari dari tanggung jawab
Setiap orang memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Baik muda ataupun tua pasti memiliki suatu tanggung jawab entah itu kecil maupun besar. Semakin kita beranjak dewasa, tanggung jawab yang dipercayakan kepada kitapun semakin besar dan berat. Namun, karena tidak mengandalkan dan tidak meminta penyertaan Tuhan dalam menyelesaikan masalah itu, ada banyak orang yang melupakan dan lari dari tanggung jawab yang ia miliki. Padahal dalam Roma 14:12 disebutkan demikian “Demikian setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang lari dari tanggung jawabnya.
Rasa takut
Hal yang membuat seseorang bisa lari dari tanggung jawab yaitu karena adanya rasa takut. Sama halnya seperti Yunus yang mencoba lari dari tanggung jawab yang Tuhan berikan kepadanya karena rasa takut. Yunus tahu bahwa Niniwe adalah kota yang besar dimana jika ia harus pergi kesana dan memberitahukan penduduknya akan kejahatan yang dilakukan ia pasti ditolak bahkan dihakimi. Namun, ketika Yunus minta penyertaan Tuhan dan akhirnya ia bisa melakukan tanggung jawab itu. Yuk sekarang buang rasa takutmu dan minta penyertaan Tuhan.
Memiliki tanggung jawab yang lebih besar
Faktor lain yang menyebabkan seseorang lari dari tanggung jawab yaitu karena ia memiliki tanggung jawab yang lebih besar sehingga ia menganggap remeh tanggung jawab kecil yang dimiliki. Baik besar maupun kecil, tanggung jawab tetaplah kewajiban yang harus diselesaikan sampai akhir. Ketika kamu dapat mengerjakan tanggung jawab kecil pasti kamu juga mampu untuk mengerjakan suatu tanggung jawab yang lebih besar.
Tidak meminta hikmat dan penyertaan Tuhan
Faktor utama yang menyebabkan seseorang lari dan melupakan tanggung jawabnya adalah karena tidak meminta hikmat dan penyertaan dari Tuhan. Ketika kamu hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, temtu kamu akan merasa tidak mampu untuk mengerjakan suatu tanggung jawab. Oleh sebab itu berdoalah dan minta hikmat serta penyertaan Tuhan.
Oleh sebab itu, janganlah kamu lari dari tanggung jawab yang telah dipercayakan kepadamu. Jangan jadikan tanggung jawab hanya sekedar tuntutan yang harus kamu selesaikan. Namun, jadikanlah tanggung jawab itu sebagai suatu kewajiban yang harus diselesaikan sampai akhir dengan baik (finishing well). Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH IV
Renungan singkat firman Tuhan
Waktu Teduh
Bacaan: Efesus 6:10-20
Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Efesus 6:18
Doa merupakan nafas kehidupan bagi orang percaya. Dengan berdoa, hubungan kita dengan Allah dipulihkan sehingga kita bisa tahu dan mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidup kita. Waktu teduh atau saat teduh merupakan waktu khusus yang disediakan bagi Tuhan dan harus kita lakukan setiap hari. Sebaiknya waktu teduh dilakukan setiap pagi sebelum kita memulai aktivitas kita agar kita dapat memohon penyertaan Tuhan pada hari yang akan kita lewati. Waktu teduh adalah respon kita terhadap kerinduan Tuhan untuk bersekutu dengan kita anak-anakNya. Disaat kita melakukan waktu teduh, berarti kita bersekutu dengan Tuhan. Sepeti yang telah kita ketahui, doa merupakan bentuk komonukasi kita kepada Allah. Dengan berdoa, kita memakai hak istimewa yang Tuhan berikan untuk berbicara denganNya. Sudahkah kita menyiapkan waktu teduh setiap harinya untuk Tuhan?
Waktu teduh sangat penting untuk kita lakukan. Alasan kita untuk melakukan waktu teduh yaitu:
Teladan Yesus
Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memiliki persekutuan dengan Bapa di Sorga. Di tengah kesibukannya, Tuhan Yesus menyempatkan diri untuk berdoa baik itu dalam keadaan senang maupun dalam keadaan sedih. Sebelum Yesus disalibkan, Ia juga berdoa kepada Bapa untuk diberikan kekuatan. Kita juga sebagai manusia harus memiliki hubungan pribadi dengan Bapa di sorga. Waktu teduh yang kita sediakan dan kita bangun membuat hubungan kita dengan Bapa di sorga menjadi dekat. Berdoa bukan hanya dilakukan sebagai rutinitas semata, tapi sebagai sesuatu yang memang kita harus lakukan karena kita menyadari bahwa di dunia ini kita tidak dapat hidup sendiri tanpa penyertaan Tuhan.
Kerinduan Tuhan untuk bersekutu dengan umatNya
Tuhan rindu dan ingin agar umatNya memiliki persekutuan dan hubungan yang dekat denganNya. Dalam Hosea 6:6 disebutkan bahwa Tuhan lebih mengahargai persekutuan dengan umatNya dibandingkan dengan apa yang kita lakukan bagiNya.
Agar bertumbuh dalam iman
Ketika kita memiliki waktu teduh dengan Tuhan, iman kita juga akan bertumbuh. Iman kita dapat bertumbuh melalui penghayatan akan firmanNya. Iman seseorang tidak dapat tumbuh dengan instan sehingga butuh pemeliharaan dengan memahami firmanNya. Pada saat ini seringkali kita melupakan waktu teduh itu dengan alasan kesibukan. Tuhan selalu menyertai kita selama 24 jam, lalu mengapa kita tidak bisa memberikan waktu kita kepada Tuhan? Orang yang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan pasti akan lebih yakin untuk menjalani kehiduan ini.
Bagaimana cara kita untuk berdoa? Yang perlu kita lakukan yaitu menyiapkan waktu kita, mencari tempat tenang, menenangkan hati dan mengharapkan kehadiran Tuhan, membaca Alkitab, menyatakan respon kita dengan berdoa, merenungkan firman yang telah dibaca. Bagi kita terkadang sulit untuk menyiapkan waktu kita bagi Tuhan. Kita terlalu sibuk dengan urusan pribadi kita dan seringkali melupakan Tuhan. Kita melakukan hal itu seakan kita bisa hidup tanpa bimbingan Tuhan. Kita hanya berdoa disaat kita bahagia saja. Jika kita seperti itu, bagaimana kita bisa bertumbuh dalam iman dan dapat mengerti maksud Tuhan dalam kehidupan kita? Marilah kita belajar untuk membangun hubungan yang dekat denganNya. Mulailah untuk memiliki waktu teduh setiap harinya. Tuhan Yesus memberkati.
Contoh renungan singkat
Kerjakan dengan hati
Bacaan: Kolose 3:23-25
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kolose 3:23
Ketika kita mengerjakan apa yang kita sukai, pasti kita akan mengerjakannya dengan sepenuh hati dan apa yang kita kerjakan pasti hasilnya baik. Namun, apa yang terjadi jika kita harus mengerjakan sesuatu yang tidak kita sukai? Pasti kita akan mengerjakannya dengan perasaan tertekan dan hasilnya tidak baik. Dalam Kolose 3:23 jelas disebutkan bahwa kita harus mengerjakan apapun itu dengan segenap hati kita seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Terdengar berat dan sulit bukan? Namun, itulah yang memang harus dilakukan. Kita harus berani untuk keluar dari zona nyaman kita. Awalnya pada ada rasa takut dan cemas, namun jika kita mau mencoba untuk menyukainya pasti tidak ada yang tidak mungkin.
Ketika Elisa dipanggil Tuhan melalui nabi Elia, tentu Elisa harus keluar dari zona nyamannya dan meninggalkan pekerjaan yang ia cintai. Bukan tanpa alasan, Elisa tahu bahwa ia mencapai sesuatu yang lebih besar bersama nabi Elia. Ia juga tahu bahwa perjalan barunya tidak mudah dan menakutkan bahkan ia juga tahu bahwa apa yang ia kerjakan anti belum tentu merupakan kesukaannya. Tapia pa yang terjadi? Elisa mampu melalui itu semua dalam penyertaan Tuhan.
Sering halnya kita tidak mengerjakan apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita dengan sepenuh hati. Entah itu karena apa yang ia kerjakan bukan passionnya atau mungkin juga karena ia dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan itu. Namun, bagaimanapun keadaannya, kita harus tetap mengerjakannya dengan hati. Jika merasa tidak bisa dan tidak sanggup, berdoalah kepada Tuhan dan minta bimbingan serta penyertaan Tuhan.
Hal yang perlu dilakukan
Lalu,, hal apa saja yang perlu dilakukan agar kita bisa mengerjakan segala sesuatu dengan hati? Berikut hal-hal yang harus dilakukan.
Cintai apa yang dikerjakan
Penting bagi kita untuk terlebih dahulu mencintai apa yang kita kerjakan. Cobalah untuk memahami dan mengerti maksud Tuhan dalam setiap pekerjaan yang kita kerjakan. Ketika kita mencintai apa yang kita kerjakan, pasti hasilnya akan baik dan kitapun tidak akan tertekan untuk mengerjakannya.
Keluar dari zona nyaman
Keluar dari zona nyaman juga sangat penting untuk dilakukan. Keluar dari zona nyaman menunjukkan bahwa kita berani untuk mengambil resiko meskipun kita tidak tahu apakah keputusan yang dilakukan itu benar. Keluar dari zona nyaman berarti siap untuk menerima perubahan dan percaya bahwa sesuatu hal besar akan terjadi. Ketika seseorang berani keluar dari zona nyaman dan berhenti dari suatu pekerjaan yang disukai, ia pasti bisa dengan mudah mencintai pekerjaan yang diberikan nantinya.
Minta penyertaan Tuhan
Hal terpenting yang harus dilakukan yaitu minta penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan itu baik adanya. Ia akan membimbing kita dan memampukan kita untuk mengerjakan sesuatu. Meskipun apa yang dilakukan berat dan penuh rintangan, ketika kita minta penyertaan Tuhan pasti kita bisa lalui itu semua.
Sangat penting bagi kita untuk melakukan segala pekerjaan yang kita milii dengan hati. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan hati pasti hasilnya akan baik. Apapun yang kamu kerjakan pada saat ini baik itu dalam pekerjaan maupun pelayanan, kerjakanlah dengan sebaik-baiknya. Jika kamu merasa hal itu tidak mungkin, mintalah penyertaan Tuhan agar Tuhan mampukan. Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH V
Renungan santapan harian
Tahu Kehendak Allah
Bacaan: Yohanes 6:35-40
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Yohanes 6:38
Pernahkan kita merasa apa yang kita kehendaki dalam hidup ini tidak sesuai dengan harapam kita? Ketika kita telah berusaha sekuat tenaga, justru apa yang kita dapatkan tidak berjalan seperti apa yang kita kehendaki. Pertanyaan selanjutnya, apakah kita pernah bertanya kepada Tuhan apa sebenarnya kehendak Tuhan dalam hidup kita? Jika kita melihat apa yang terjadi sebelumnya dalam kehidupan kita, pernahkah kita menyadari bahwa apa yang kita alami dalam hidup ini merupakan kehendakNya? Sebelum Yesus ditangkap, Yesus berdoa di taman Getsemani. Ia berdoa kepada BapaNya di sorga dan Ia berkata demikian “tetapi bukanlah kehendak-Ku melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Yang dapat kita teladani disini yaitu, Yesus saja menyerahkan apa yang terjadi dalam hidupNya kepada Bapa di sorga, megapa kita juga tidak melakukan hal demikian? Manusia merupakan makhluk lemah yang tidak dapat hidup tanpa penyertaan Tuhan.
Namun karena kesombongan dan keangkuhan manusia, seringkali manusia menjadi lupa diri dan lebih mengandalkan kekuatannya sendiri dan justru malah memaksa Tuhan untuk melakukan hal yang dikehendakinya. Ketika apa yang terjadi dalam hidupnya tidak sesuai keinginan dan kehendaknya, manusia justru malah kecewa dan menyalahkan Tuhan. Namun,yang perlu diingat adalah setiap apa yang kita alami entah kemarin atau pada saat ini itu merupakan kehendak Allah. Mungkin pada saat ini kita tidak dapat mengerti maksud Tuhan dalam hidup ini. Namun satu hal yang perlu ditanamkan di hati saudara dan saya bahwa semua yang Tuhan beri adalah yang terbaik untuk kita sebab tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia dalam kehidupan kita.
Kehendak Allah
Kehendak Allah tidaklah lama seperti kehendak manusia. Manusia berkendak agar sesuatu yang baik saja terjadi dalam hidupnya. Namun Tuhan juga menghendaki sesuatu yang tidak baik terjadi agar manusia bisa semakin bertumbuh di dalam iman dan pengharapan. Lalu apa saja kehendak Allah dalam hidup kita? Kehendak Allah dalam hidup kita yaitu:
Menjadi garam dan terang bagi sesama
Tuhan menghendaki kita agar kita menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Ia menghendaki kita untuk menjadi teladan bagi sesama dimanapun kita berada. Sebagai anak-anakNya kita harus menjadi berkat bagi sesama melalui perbuatan dan tindakan kita.
Mewartakan keselamatan dan kabar kerajaan Allah
Dalam Lukas 9:2 Yesus mengutus murid-muridNya untuk memberitakan kerajaan Allah kepada orang banyak. Demikian juga dengan kita. Tiba saatnya bagi kita untuk mewartakan kabar keselamatan dan kabar kerajaan Allah kepada mereka yang belum percaya kepada Yesus karena itulah yang dikehendakiNya.
Menjadi pelaku firmanNya
Hal yang juga dikehendaki Allah yaitu menjadi pelaku firmanNya. Menjadi pelaku firman disini bisa dilihat dari setiap perbuatan dan tindakan kita yang berkenan di hadapan Allah sehingga menjadi saksi yang hidup bagi sesama.
Oleh sebab itu, kita harus mengetahui apa kehendak Tuhan dalam hidup kita karena kehendakNya itu baik adanya. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada Tuhan karena kehendak kita belum tentu baik untuk kita. Hiduplah seturut kehendakNya agar kita bisa menyenangkan hati Tuhan dan bisa menjadi berkat serta saksi yang hidup bagi sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian online
Kekuatan Iman
Bacaan: Ibrani 11:1-3
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ibrani 11:1
Pada saat ini, seringkali kita mendengar pemberitaan tentang orang percaya yang tidak berpegang teguh kepada iman percayanya sehingga memilih untuk mundur dan tidak percaya lagi. Kedudukan, harta bahkan pasangan hidup seringkali menjadi alasan bagi seseorang untuk meninggalkan iman percayanya. Yang lebih parahnya lagi karena rasa kecewa atau sakit hati dengan teman seiman menjadi alasan untuk meninggalkan iman kepercayaan. Lalu sebenarnya apa iman itu? Seperti yang dikatakan dalam Ibrani 11:1 "Iman adalah dasar dari sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat".
Kekuatan Iman
Iman berarti percaya sepenuhnya kepada apa yang meskipun belum dilihat. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai kekuatan iman Lalu sebenarnya apa yang akan kita dapatkan ketika kita memiliki kekuatan iman?
Dapat melihat keajaiban Allah dalam hidup kita
Ketika kita memiliki kekuatan iman, hal yang pertama kali akan kita lihat yaitu keajaiban Allah dalam hidup kita. Ketika kita tetap memiliki iman yang kuat meskipun kita berada dalam pergumulan yang berat, paati Tuhan akan menunjukkan kuasaNya dalam hidup kita. Ia pasti mampu memulihkan keadaan dan hidup kita.
Memperoleh hidup yang kekal
Hidup yang kekal akan kita dapatkan hanya dari Allah karena tidak akan ada seorangpun yang dapat memberikan kekekalan kepada sesamanya. Ketika kita memiliki kekuatan iman, hal yang akan kita dapatkan yaitu hidup kekal bersama Bapa di surga kelak.
Dapat melangkah dengan pasti sekalipun tidak ada jaminan
Ketika kehidupan kita seakan tidak ada harapan karena apa yang kita ingini selalu ada diluar jangkauan kita, apa yang seharusnya kita lakukan sebagai seseorang yang memiliki iman? Ketika kita memiliki iman yang teguh kepadaNya kita akan tetap melangkah meskipun keadaan tidak mendukung kita karena kita percaya bahwa akan ada jaminan dan keselamatan di dalam Dia.
Menerima janji Tuhan sekalipun kelihatannya tidak mungkin
Sara dan Abraham sudah lanjut umurnya namun tetap belum memiliki anak. Sebagai seorang manusia mungkin kita tidak akan percaya jika Sara bisa mengandung. Namun, Sara dan Abraham tetap percaya akan janji Tuhan kepada mereka. Ketika mereka percaya, Tuhanpun menjawab doa mereka dan akhirnya mereka memiliki anak di usia mereka yang telah lanjut. Cerita Abraham dan Sara dapat menjadi pelajaran bagi kita. Ketika kita berdoa dan berserah penuh kepadaNya, apa yang kelihatannya tidak mungkin bagi manusia akan mungkin bagi Allah.
Menang menghadapi cobaan
Orang yang memiliki kekuatan iman pasti akan tetap bertahan meskipun dalam keadaan sulit. Ia akan tetap berdiri teguh meskipun keadaan tidak menguntungkan baginya. Ia akan tetap percaya bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupannya sudah Tuhan atur hingga akhirnya orang tersebut dapat melalui setiap cobaan dan keluar sebagai seorang pemenang dan memperoleh kemuliaan dari Bapa di sorga.
Iman itu memerlukan proses. Sama halnya seperti pohon yang terus bertumbuh jika dirawat dan dipelihara dengan baik. Begitupun dengan iman kita, jika ingin iman kita bertumbuh, maka peliharalah iman itu sehingga kita dapat tetap berdiri teguh meskipun ada di tengah badai. Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH V
Renungan harian wanita
Be a Strong Woman
Bacaan: Rut 1:1-13
Naomi adalah isteri dari seorang bernama Elimelekh. Ia dikaruniai dua orang anak bernama Mahlon dan Kilyon. Saat terjadi kelaparan di tanah Israel, ia beserta suami dan anak-anaknya pergi ke daerah Moab sebagai orang asing. Saat tinggal di Moab, Naomi harus kehilangan suaminya dan sepuluh tahun kemudian ia juga harus kehilangan kedua anaknya. Saat kedua anaknya telah meninggal, Naomipun memutuskan untuk kembali ke tanah Yehuda dan menyuruh kedua orang menantunya pulang ke rumah ibunya. Tentu Naomi tahu apa akibatnya jika ia menyuruh kedua menantunya pulang. Ia akan hidup seorang diri di masa tuanya tanpa ada yang menemani. Namun, karena kasihnya Naomi ingin kedua menantunya hidup bahagia.
Sebagai seorang wanita seringkali kita dikatakan makhluk lemah karena tidak dapat melakukan suatu pekerjaan berat seorang diri. Wanita identik dengan perasaan halusnya dan bertindak menggunakan hati dibandingkan logika. Namun, sebagai seorang wanita kita bukanlah makhluk yang lemah. Ketika seorang wanita melahirkan, ia harus menahan rasa sakit yang teramat sangat. Ketika ia berkeluarga dan bekerja, ia harus bisa membagi waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Bahkan, ketika dihadapkan suatu pergumulan yang berat, justru wanita jauh lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki.
Dari cerita Naomi, kita dapat belajar untuk menjadi seorang wanita yang tangguh dan kuat dalam menghadapi cobaan. Naomi terus mengalami kesedihan namun Naomi tidak menyerah begitu saja. Naomi pun tidak menyalahkan Tuhan akan apa yang terjadi dalam hidupnya. Sebagai seorang wania, kita juga harus seperti itu. Wanita yang kuat tidak dilihat dari bentuk fisiknya yang kekar seperti laki-laki. Bukan juga dilihat dari kuatnya ia mengangkat benda yang berat. Namun, wanita yang kuat dilihat dari bagaimana ia meresponi suatu permasalahn yang dihadapi. Ketika kita menghadapi sebuah persoalan dengan tetap bersyukur dan tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi, bisa dipastikan bahwa kita adalah wanita yang kuat. Wanita yang kuat juga mampu berdiri teguh dalam keadaan apapun. Ia tidak akan kehilangan arah dan tujuan hidupnya meskipun sering dikecewakan.
Ciri wanita kuat
Adapun ciri wanita yang kuat yaitu:
Selalu mengandalkan Tuhan
Wanita yang kuat adalah wanita yang selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya. Baik suka maupun duka Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Wanita yang kuat tidak dengan mudah meninggalkan Tuhan hanya karena masalah kecil yang dihadapi.
Tidak mudah mengeluh dan menyerah
Wanita yang kuat juga merupakan wanita yang tidak mudah mengeluh dan menyerah ketika diberikan tanggung jawab ataupun dalam menghadapi masalah. Wanita yang kuat akan selalu menghadapi tantangan demi tantangan tanpa rasa takut karena percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai setiap langkah hidupnya.
Selalu menatap ke depan
Ciri wanita kuat yang terakhir yaitu selalu menatap ke depan tanpa menengok lagi ke belakang. Wanita kuat tidak akan lagi menyesali apa yang pernah terjadi dalam kehidupannya. Ia akan membuat perencanaan yang luar biasa untuk masa depannya dan tentunya tetap mengandalkan Tuhan akan setiap yang ia rencanakan.
Oleh sebab itu, jadilah wanita kuat yang mampu menghadapi setiap persoalan hidup. Buktikanlah bahwa kita bukanlah makhluk lemah seperti yang orang lain katakan. Andalkanlah Tuhan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan tentang kesabaran
Semua Ada Waktunya
Bacaan: Pengkhotbah 3:1-15
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pengkhotbah 3:11
Dina adalah seorang mahasiswi disalah satu universitas yang cukup terkenal di Indonesia. Sebagai seorang mahasiswi yang cukup dikenal karena aktif dalam kegiatan organisasi kampus dan aktif dalam pelayanan di gereja, ternyata Dina memiliki pergumulan yang ia simpan dalam hatinya dan ia tutup rapat agar orang lain tidak tahu keadaan dirinya yang sebenarnya. Sejak kecil Dina tidak dapat merasakan kasih sayang dari orang tua dan tidak tahu apa itu kehangatan dan arti dari sebuah keluarga. Orang tuanya selalu bertengkar dan ia hanya bisa menangis serta berdoa kepada Tuhan. Suatu hari Dina pun berada dalam fase dimana ia marah dan menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Ia kehilangan arah dan tujuan dalam hidupnya hingga jatuh ke dalam dosa karena muncul kepahitan dalam hatinya. Seiring berjalannya waktu, Tuhan pun melembutkan hati Dina dan akhirnya ia kembali menyerahkan segala pergumulan hidupnya kepada Tuhan. Ia mulai sabar menanti jawaban Tuhan hingga akhirnya Tuhan melepaskan kepahitan dalam hatinya dan memulihkan keluarga Dina.
Pernahkan kita berada dalam posisi Dina dimana kita merasa pergumulan yang kita hadapi begitu berat seakan Tuhan jauh meninggalkan kita? Disaat kita mengalami suatu pergumulan seringkali kita bertanya “Tuhan mengapa hal ini harus terjadi padaku? Bukankah Engkau mengasihi aku?”. Bahkan tidak jarang kita sampai kepada fase dimana kita menyalahkan Tuhan akan kenyataan hidup ini. Kita memberontak bahkan kehilangan kendali atas diri kita sendiri karena kita tidak sabar untuk menanti jawaban dari Tuhan. Kita menyerah dan tidak mengandalkan Tuhan lagi karena kita merasa Tuhan tidak mau menjawab setiap doa yang kita naikkan. Kita lupa bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu manusia. Dalam Roma 12:12 kita diajarkan untuk memiliki pengharapan, kesabaran dan selalu berdoa kepadaNya baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan duka.
Tuhan mengijinkan setiap permasalahan terjadi dalam kehidupan kita agar Ia dapat menyatakan betapa besar kuasaNya karena Ia sanggup memulihkan keadaan kita asalkan kita mau berserah dan bersabar menunggu janji Tuhan tergenapi. Memang bukan hal yang mudah bagi kita seorang manusia menerima apa yang terjadi dalam kehidupan ini, namun ketika kita mau berserah dan berdoa kepadaNya maka tidak ada satupun yang mustahil bagi Tuhan. Sama halnya dengan Abraham dan Sara. Di usia mereka yang semakin tua, mereka terus berdoa dan percaya akan janji Tuhan bahwa mereka akan memiliki anak. Selama 25 tahun mereka terus berdoa dan sabar menunggu janji Tuhan yang belum tergenapi. Penantian mereka tidak sia-sia, akhirnya Sarapun mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Ishak.
Hari ini Firman Tuhan berbicara bahwa pekerjaan Tuhan harus dinyatakan melalui permasalahan yang kita alami dan segala sesuatu pasti ada waktunya. Tuhan ingin melihat bagaimana iman kita kepadaNya. Yang perlu kita ingat dan renungkan yaitu waktu Tuhan adalah tepat. Ia bekerja di atas segala persoalan yang kita alami. Ia memberikan kekuatan dan kelegaan kepada kita. Oleh sebab itu, sabarlah menanti jawaban Tuhan. Berserahlah dan berdoalah kepadaNya karena Ia akan memberikan apa yang kamu perlukan tepat pada waktunya. Tuhan Yesus memberkati.
Elia A.
Elia A.
Belum ada Komentar untuk "Update Renungan Harian Air Hidup Saat Teduh 2018-2019"
Posting Komentar